LDII Ajak Masyarakat Lestarikan Hutan, Wujudkan Gaya Hidup Berkelanjutan

Jakarta, 7 Agustus 2025 – LDII menekankan pentingnya pelestarian hutan dalam peringatan Hari Hutan Indonesia. Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufiq Wijaya, menyatakan, "Peringatan Hari Hutan Indonesia memiliki makna yang sangat penting bagi LDII dan warganya karena hutan merupakan sumber oksigen dan dapat menyerap karbon untuk mengurangi efek rumah kaca."

LDII menganggap menjaga hutan sebagai ibadah sosial. "Dengan memperingati Hari Hutan Indonesia, LDII ingin meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga serta melestarikan hutan dan lingkungan," tambah Dody. Ia juga menekankan, "Hutan bukan hanya milik generasi sekarang tetapi warisan bagi generasi mendatang, sehingga kita harus menjaga dan melestarikannya. Setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga hutan dan lingkungan dengan cara-cara sederhana, seperti mengurangi penggunaan kemasan plastik, menerapkan prinsip reduce-reuse-recycle untuk sampah kita, menghemat air, dan melakukan penanaman pohon." Dody menambahkan, "Kita dengarkan “suara” hutan karena hutan adalah nadi kehidupan."

Senada dengan Dody, Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Atus Syahbudin, mendorong gaya hidup berkelanjutan. "Bumi yang satu ini pada saatnya akan diwariskan kepada anak cucu kita. Untuk itu, mari kita lestarikan dan manfaatkan secara bijak," ujarnya. Atus menyarankan pengurangan jejak karbon dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda, dan berjalan kaki. Ia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi energi dan pengelolaan sampah rumah tangga. "Untuk itu LDII berinisiatif meluncurkan program Kyai Peduli Sampah, Jugangan ing Omah, dan Jugangan ing Masjid. LDII mengajak kelompok-kelompok pengajian dan majelis taklim di bawah naungannya untuk berperan aktif dalam mengurangi produksi sampah," jelasnya.

LDII juga mendorong pemanfaatan energi terbarukan dan berbagai inisiatif ramah lingkungan di pondok pesantren, termasuk program zero waste dan penggunaan handuk menstruasi. Atus menambahkan, "Pengurangan sampah santri menjadi target utama dengan tidak menyisakan nasi saat makan, penggunaan tumbler, kotak makan. Lalu santriwati juga diminta bersungguh-sungguh untuk mengurangi penggunaan tisu, pantyliner, dan softex. Ponpes LDII di Kertosono Nganjuk, bahkan telah mewajibkan santriwati memakai dukmen (handuk menstruasi) sebagai penggantinya." LDII juga aktif menanam pohon dan mengembangkan Program Kampung Iklim (ProKlim), serta memiliki arboretum di Ngawi. Atus menyimpulkan, warga LDII juga didorong untuk bercocok tanam di pekarangan rumah masing-masing.

Lebih baru Lebih lama