SAMPIT — Hujan deras pada Selasa (12/8/2025) mengguyur Kota Sampit hampir sepanjang siang, menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air. Salah satu titik yang terdampak parah berada di Jalan Cilik Riwut KM 3.
Genangan ini tidak hanya disebabkan oleh tingginya debit air hujan, tetapi juga diduga diperparah oleh sistem drainase di sisi kanan dan kiri jalan yang kurang berfungsi dengan baik. Kondisi saluran yang tersumbat atau tidak terawat membuat aliran air terhambat, sehingga air menggenang lebih lama dan berpotensi merusak badan jalan.
Pemerhati lingkungan menilai permasalahan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. “Jaga kebersihan saluran drainase, jangan membuang sampah sembarangan. Sampah yang menutup aliran air akan memicu banjir,” ujar seorang warga setempat.
Secara lingkungan, genangan air yang sering terjadi bukan hanya mengganggu mobilitas warga, tetapi juga bisa menjadi sumber masalah kesehatan. Air yang mengendap dalam waktu lama berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan menurunkan kualitas lingkungan sekitar.
Para ahli juga mengingatkan bahwa perubahan iklim menyebabkan curah hujan menjadi lebih ekstrem. Artinya, kapasitas drainase yang ada perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Perencanaan kota harus mempertimbangkan dampak lingkungan, termasuk upaya penghijauan untuk membantu penyerapan air hujan dan mengurangi limpasan.
Jika masalah drainase dibiarkan tanpa solusi, risiko banjir di musim hujan akan semakin tinggi. Kerja sama antara pemerintah daerah, warga, dan komunitas peduli lingkungan sangat penting untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.
