29 Karakter Luhur LDII dan Semangat HUT RI ke-80 di Kotim

Dalam kancah pembangunan bangsa, karakter luhur menjadi fondasi tak tergantikan bagi lahirnya generasi emas yang berintegritas dan berdaya saing. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dengan visi mulianya, telah mengukir jejak nyata dalam membentuk karakter generasi muda melalui 29 Karakter Luhur. Konsep ini bukan sekadar deretan nilai, melainkan pilar kokoh yang menopang akhlak, prinsip hidup, dan kepemimpinan, demi terwujudnya insan yang mengabdi kepada Allah SWT dan masyarakat. Sejalan dengan semangat kemerdekaan yang terus berkobar, perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia di Kotawaringin Timur menjadi momentum refleksi dan aktualisasi nilai-nilai luhur tersebut, menegaskan komitmen LDII dalam melahirkan patriot bangsa yang berkarakter.

29 Karakter Luhur LDII: Fondasi Moral dan Spiritual

LDII memahami bahwa pembentukan karakter adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, 29 Karakter Luhur dirancang secara komprehensif, mencakup berbagai dimensi kehidupan:

TRI SUKSES: Menjadi Pribadi yang Sukses dalam Segala Aspek

  1. Akhlaqul Karimah (Akhlak Mulia): Ini adalah inti dari pembentukan karakter, mengacu pada perilaku yang mencerminkan sifat-sifat agung Nabi Muhammad SAW. Kesabaran, keramahan, dan kasih sayang menjadi cerminan nyata dari akhlak mulia yang ditanamkan. Dalam konteks sosial, akhlakul karimah menjadi perekat harmoni, menciptakan lingkungan yang penuh toleransi dan saling menghargai. Ini adalah fondasi bagi setiap interaksi, baik dalam keluarga, komunitas, maupun di tengah masyarakat luas.
  2. Alim & Faqih (Ilmu dan Pemahaman Agama): Generasi muda LDII didorong untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman agama yang mendalam. Ilmu agama bukan sekadar teori, melainkan panduan praktis yang mampu diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan. Dengan pemahaman yang kuat, mereka diharapkan mampu membedakan yang hak dan batil, serta menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi umat.
  3. Mandiri: Kemandirian adalah kunci untuk menjadi individu yang tangguh dan tidak bergantung pada orang lain. Ini mencakup kemandirian finansial, emosional, dan intelektual. Rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri menjadi landasan utama, mendorong mereka untuk berinisiatif, mengambil keputusan, dan menghadapi tantangan dengan percaya diri. Kemandirian ini juga berarti kesiapan untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan, tanpa menunggu uluran tangan.


29 karakter


6 THOBI’AT LUHUR: Sifat Luhur yang Membentuk Karakter Kuat

  1. Rukun: Menjaga keharmonisan dalam berinteraksi adalah esensi dari kerukunan. Ini berarti selalu mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, menciptakan suasana damai dan saling mendukung. Kerukunan adalah prasyarat bagi terciptanya masyarakat yang solid dan bersatu.
  2. Kompak: Kerja sama yang solid dan kesatuan hati adalah manifestasi dari kekompakan. Dalam setiap kegiatan, baik sosial maupun keagamaan, kekompakan menjadi energi pendorong untuk mencapai tujuan bersama. Ini adalah semangat gotong royong yang diwujudkan dalam tindakan nyata.
  3. Kerja Sama yang Baik: Membangun hubungan yang saling mendukung dan penuh keterbukaan adalah kunci dari kerja sama yang efektif. Ini melibatkan komunikasi yang jujur, saling percaya, dan komitmen untuk mencapai hasil terbaik secara kolektif. Kerja sama yang baik adalah motor penggerak kemajuan.
  4. Jujur: Kejujuran adalah mahkota karakter. Mengutamakan kejujuran dalam setiap tindakan dan perkataan adalah prinsip yang tak bisa ditawar. Kejujuran membangun kepercayaan, baik dalam hubungan personal maupun profesional, dan menjadi dasar bagi integritas yang tak tergoyahkan.
  5. Amanah: Memegang teguh kepercayaan yang diberikan adalah bentuk amanah. Ini berarti bertanggung jawab penuh atas setiap tugas dan tanggung jawab yang diemban, serta menjaga rahasia dan kehormatan orang lain. Amanah adalah cerminan dari profesionalisme dan integritas.
  6. Mujhid Muzhid: Selalu berusaha maksimal dalam beribadah dan beramal, serta menerapkan hidup sederhana. Ini adalah semangat juang yang tak pernah padam, diiringi dengan kesadaran akan pentingnya kesederhanaan dan tidak berlebihan dalam hidup. Mujhid muzhid adalah perpaduan antara spiritualitas dan etos kerja keras.


29 Karakter Luhur LDII


4 TALI KEIMANAN: Memperkuat Ikatan Spiritual

  1. Bersyukur: Menghargai setiap nikmat yang diberikan Allah adalah wujud syukur. Ini adalah sikap hati yang selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki, menjauhkan diri dari keluh kesah dan ketidakpuasan. Syukur adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan jiwa.
  2. Mempersungguh: Berusaha semaksimal mungkin dalam setiap amal adalah bentuk kesungguhan. Dengan keyakinan bahwa setiap usaha akan mendapat pahala, mereka didorong untuk memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan, baik duniawi maupun ukhrawi. Kesungguhan adalah cerminan dari dedikasi dan komitmen.
  3. Mengagungkan: Menjaga kebesaran Allah dalam setiap perbuatan dan perkataan adalah esensi dari mengagungkan. Ini berarti selalu mengingat Allah dalam setiap langkah, menjauhi perbuatan dosa, dan senantiasa berbuat kebaikan. Mengagungkan adalah bentuk penghormatan tertinggi kepada Sang Pencipta.
  4. Berdoa: Senantiasa mengandalkan doa sebagai sarana komunikasi dengan Allah. Ini adalah bentuk kerendahan hati dan pengakuan akan keterbatasan diri, serta selalu memohon petunjuk-Nya dalam setiap langkah hidup. Doa adalah kekuatan spiritual yang tak terbatas.

3 PRINSIP KERJA: Etika dalam Bekerja

  1. Bener: Memastikan hasil kerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tanpa penipuan atau kebohongan. Ini adalah prinsip integritas dalam bekerja, memastikan bahwa setiap hasil adalah buah dari kejujuran dan profesionalisme.
  2. Kurup: Menyeimbangkan usaha dan hasil dengan cara yang benar, sehingga hasil tersebut dapat menjadi bekal ibadah di dunia dan akhirat. Ini adalah filosofi kerja yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan materi, tetapi juga pada keberkahan dan ridha Allah.
  3. Janji: Tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan memenuhi janji yang telah dibuat. Ini adalah bentuk komitmen dan tanggung jawab, membangun reputasi yang baik dan kepercayaan dari orang lain. Janji adalah hutang yang harus dibayar.

4 MAQODIRULLOH: Sikap dalam Menghadapi Takdir

  1. Bersyukur ketika mendapat nikmat dari Allah: Menerima setiap karunia dengan hati lapang dan penuh rasa terima kasih.
  2. Istirja’ (mengucapkan inna lillahi wa inna ilayhi raji'un) ketika mendapat musibah: Menunjukkan ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan, menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
  3. Sabar dalam menghadapi ujian hidup: Keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan, tanpa mengeluh atau putus asa. Kesabaran adalah kunci untuk melewati setiap badai kehidupan.
  4. Bertaubat saat melakukan kesalahan, dan senantiasa kembali pada Allah: Kesadaran akan dosa dan keinginan untuk memperbaiki diri, serta selalu kembali kepada jalan yang benar. Taubat adalah pintu ampunan dan rahmat Allah.

4 RODA BERPUTAR: Menciptakan Keseimbangan dalam Masyarakat

  1. Yang kuat membantu yang lemah: Prinsip solidaritas sosial yang mendorong setiap individu untuk membantu yang membutuhkan, tanpa memandang status sosial. Ini adalah wujud kepedulian dan empati terhadap sesama.
  2. Yang bisa membantu yang tidak bisa: Jika memiliki kemampuan, hendaklah menolong mereka yang tidak mampu. Ini adalah panggilan untuk berbagi ilmu, keterampilan, dan sumber daya demi kemajuan bersama.
  3. Yang ingat mengingatkan yang lupa: Menjaga ikatan ukhuwah dengan saling mengingatkan dalam kebaikan dan keimanan. Ini adalah bentuk kepedulian sesama muslim, memastikan bahwa tidak ada yang terjerumus dalam kesesatan.
  4. Yang salah dinasihati agar mau bertaubat: Memberikan nasihat yang baik kepada sesama agar senantiasa memperbaiki diri. Ini adalah bentuk kasih sayang dan kepedulian, mendorong orang lain untuk kembali ke jalan yang benar.

5 SYARAT KERUKUNAN: Dasar untuk Hidup Bersama dengan Damai

  1. Menampilkan bicara yang baik: Menggunakan kata-kata yang lembut dan menghargai sesama, meskipun dalam situasi yang sulit. Bahasa yang santun adalah kunci untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan harmonis.
  2. Jujur, amanah, bisa dipercaya dan mempercayai: Menjalin hubungan yang berbasis pada kepercayaan dan ketulusan. Ini adalah fondasi bagi setiap interaksi yang sehat dan produktif.
  3. Sabar, keporo ngalah, rebutan ngalah, tidak saling dengki: Menjaga hati dari perasaan iri, dengki, dan saling mengalah untuk menciptakan kedamaian. Ini adalah sikap legowo yang mengutamakan kebersamaan di atas ego pribadi.
  4. Tidak merusak terhadap sesama: Menjaga hak-hak sesama, baik dalam bentuk harta, kehormatan, ataupun kehidupan mereka. Ini adalah prinsip keadilan dan perlindungan terhadap sesama manusia.
  5. Saling memperhatikan dan menjaga perasaan: Menciptakan suasana yang penuh dengan rasa empati dan saling peduli. Ini adalah bentuk kepedulian sosial yang mendalam, memastikan bahwa setiap individu merasa dihargai dan dicintai.

LDII Kotim dan Semangat Kemerdekaan: Aktualisasi Karakter Luhur dalam Perayaan HUT RI ke-80

Semangat 29 Karakter Luhur LDII tidak hanya berhenti pada tataran konsep, melainkan teraktualisasi dalam setiap gerak langkah warganya. Hal ini terbukti nyata dalam perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh DPD LDII Kabupaten Kotawaringin Timur. Pada Minggu pagi yang cerah, halaman Kantor Sekretariat DPD LDII Kotim di Sampit menjadi saksi bisu dari gelora patriotisme dan nasionalisme yang membara.

Upacara bendera yang khidmat ini bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan manifestasi dari penghormatan mendalam terhadap bangsa dan negara, serta mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia tercinta. Eko Cahyono, SHut, Wakil Ketua DPD LDII Kotim, yang bertindak sebagai pembina upacara, dengan tegas mengajak seluruh warga untuk terus meningkatkan kerukunan dan kekompakan dalam mengisi kemerdekaan.

"Kita bina dan wujudkan generasi muda dengan 29 karakter luhur. Sejalan dengan tema HUT RI tahun ini, Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju," ucap Eko dalam sambutannya, menggarisbawahi sinergi antara nilai-nilai LDII dan cita-cita kemerdekaan.


29 Karakter Luhur LDII


Tradisi Tahunan LDII Kotim: Menjaga Api Patriotisme

DPD LDII Kotim secara rutin menyelenggarakan upacara bendera setiap tahun. Ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah tradisi yang mengakar kuat, menjadi bentuk penghormatan abadi terhadap bangsa dan negara. Lebih dari itu, tradisi ini adalah jembatan yang menghubungkan generasi masa kini dengan perjuangan heroik para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia tercinta. Setiap kibaran bendera, setiap lantunan lagu kebangsaan, adalah pengingat akan harga sebuah kebebasan.

Upacara ini diikuti dengan penuh semangat oleh warga dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak yang polos, remaja yang bersemangat, dewasa yang bijaksana, hingga orang tua yang penuh pengalaman. Kehadiran mereka adalah bukti nyata dari semangat persatuan dan kebersamaan yang menjadi ciri khas LDII. Yang menarik, generasi muda didapuk menjadi petugas upacara. Ini adalah langkah strategis dalam regenerasi, memastikan bahwa tongkat estafet kepemimpinan dan pengelolaan organisasi akan terus berlanjut di tangan-tangan yang cakap dan berdedikasi. "Ini sebagai bagian dari regenerasi, agar kelak para pemuda saat ini siap menerima tongkat estafet kepemimpinan dan mengurusi organisasi dengan baik," lanjut Eko, menegaskan pentingnya penyiapan pemimpin masa depan.

Patriotisme dan Nasionalisme: Mengukuhkan Identitas Bangsa

Dalam rangkaian upacara yang penuh makna, dilakukan pembacaan naskah Pancasila, Proklamasi, dan UUD 1945. Prosesi ini bukan sekadar formalitas, melainkan ritual sakral yang menjadi pengingat akan arti penting cinta tanah air. Setiap kata yang terucap adalah penegasan kembali komitmen terhadap ideologi bangsa dan konstitusi negara. Lebih dari itu, momen ini secara efektif menumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme yang membara di sanubari setiap warga LDII. Mereka diingatkan bahwa kemerdekaan adalah anugerah yang harus dijaga dan diisi dengan karya nyata, berlandaskan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan.


29 Karakter Luhur LDII


Hiburan dan Kebersamaan: Merajut Tali Silaturahmi

Usai upacara yang khidmat, suasana berubah menjadi lebih cair dan penuh kegembiraan. Panitia dengan sigap membagikan hadiah kepada para juara lomba yang telah digelar beberapa hari sebelumnya. Sorak sorai dan tawa riang anak-anak hingga dewasa memenuhi area, menciptakan atmosfer kebersamaan yang hangat. Acara semakin meriah dengan penampilan pencak silat yang memukau dari Perguruan PERSINAS ASAD Kotim. Gerakan-gerakan lincah dan penuh tenaga menjadi tontonan menarik yang menghibur seluruh hadirin, sekaligus menunjukkan kekayaan budaya bangsa.

Di akhir kegiatan, seluruh peserta menikmati sarapan bersama yang telah disiapkan dengan penuh cinta oleh ibu-ibu. Hidangan sederhana namun penuh makna ini menambah hangatnya kebersamaan di Hari Kemerdekaan. Momen ini menjadi ajang silaturahmi, mempererat tali persaudaraan, dan mengukuhkan rasa kekeluargaan di antara warga LDII Kotim. Ini adalah gambaran nyata bagaimana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang juga merupakan bagian dari 29 Karakter Luhur, terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Sinergi Karakter Luhur dan Semangat Kemerdekaan

Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia di Kotawaringin Timur oleh DPD LDII adalah bukti nyata bahwa pembentukan karakter luhur dan semangat nasionalisme dapat berjalan beriringan. 29 Karakter Luhur LDII, yang mencakup aspek akhlak, prinsip hidup, dan kepemimpinan, bukan hanya teori, melainkan panduan praktis yang membentuk individu-individu berintegritas. Ketika nilai-nilai ini diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti yang terlihat dalam semangat kerukunan, kekompakan, dan patriotisme di acara HUT RI, maka akan tercipta generasi yang tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Sinergi antara pendidikan karakter dan semangat kebangsaan adalah kunci untuk mewujudkan Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, dan Indonesia Maju, sesuai dengan tema HUT RI tahun ini. LDII Kotim telah menunjukkan bagaimana komitmen terhadap nilai-nilai agama dan cinta tanah air dapat bersatu padu, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.

Berikut adalah rincian 29 Karakter Luhur LDII:
Tiga Sukses:
  1. Akhlaqul Karimah (akhlak yang mulia)
  2. Alim dan Faqih (berilmu dan memahami agama)
  3. Mandiri (mampu berdiri sendiri)
Enam Thabiat Luhur:
  1. Rukun (hidup damai dan harmonis)
  2. Kompak (bersatu padu)
  3. Kerjasama yang baik
  4. Jujur (berkata benar dan tulus)
  5. Amanah (dapat dipercaya)
  6. Mujhid Muzhid (hemat dan tidak boros)
Empat Tali Keimanan:
  1. Bersyukur (berterima kasih atas nikmat)
  2. Mempersungguh (bersungguh-sungguh dalam beribadah)
  3. Mengagungkan (memuliakan Allah SWT)
  4. Berdoa (memohon pertolongan Allah SWT)
Tiga Prinsip Kerja:
  1. Benar (berpegang pada kebenaran)
  2. Kurup (bekerja keras)
  3. Janji (menepati janji)
Empat Maqodirulloh (sikap dalam menghadapi takdir):
  1. Bersyukur atas nikmat
  2. Istirja' atas musibah (berlindung kepada Allah saat tertimpa musibah)
  3. Sabar menghadapi cobaan
  4. Bertaubat atas kesalahan
Empat Roda Berputar:
  1. Yang kuat membantu yang lemah
  2. Yang bisa membantu yang tidak bisa
  3. Yang ingat mengingatkan yang lupa
  4. Yang salah dinasihati untuk bertaubat
Lima Syarat Kerukunan dan Kekompakkan:
  1. Berbicara baik dan benar
  2. Jujur dan saling percaya
  3. Sabar dan mengalah
  4. Tidak merusak sesama
  5. Saling menjaga dan memperhatikan perasaan. 


























































































































































































































































%
Lebih baru Lebih lama