Kemendes PDT Jalin Kerja Sama dengan 15 Lembaga, Dorong Program Prioritas Presiden

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) resmi menjalin kerja sama dengan 15 lembaga, termasuk LDII, untuk mempercepat implementasi program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya Asta Cita ke-6. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) berlangsung di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (23/7).

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menekankan pentingnya kolaborasi. "Desa itu harus menjadi pusat perhatian. Dengan membangun desa, sejatinya membangun Indonesia. Karena itu, kita tidak bisa bekerja sendiri, perlu menjadi super tim melalui kolaborasi lintas sektor," tegas Yandri. Kemendes telah menetapkan 12 program aksi Bangun Desa Bangun Indonesia, dan seluruh MoU akan mendukung pelaksanaannya.

Yandri menambahkan, "Desa menjadi pusat, tagline ‘Bangun Desa, Bangun Indonesia, Desa Terdepan untuk Indonesia’. kita harus berkolaborasi. MoU ini harus dikawal agar tidak berhenti di tanda tangan. Kita butuh implementasi nyata. Saat ini masih ada lebih dari 10.000 desa tertinggal dan 20.000 desa belum memiliki sinyal. Ini peluang amal dan pengabdian kita bersama." Ia juga menyatakan Kemendes telah menandatangani 48 MoU dan akan menambah 80 mitra lagi. "Kolaborasi ini adalah bagian dari strategi dalam mencapai Indonesia Emas 2045," tegasnya.

Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyambut baik MoU ini. "Kerja sama LDII dengan Kemendes bukan sekadar di atas kertas, tapi sudah terealisasi. Beberapa waktu lalu kami bersama Pak Menteri panen bibit sorgum bersertifikat di Kabupaten Blora, dan kini tengah mengembangkan bibit untuk penanaman berkelanjutan," ujarnya. Ia menambahkan, "Kami juga berharap kolaborasi tidak hanya antara dua pihak, tetapi bisa lintas institusi agar saling memperkuat dalam menyejahterakan bangsa. Kita membangun desa itu artinya kita membangun kecamatan, membangun kabupaten, membangun provinsi, dan membangun Indonesia secara keseluruhan."

LDII, menurut KH Chriswanto, telah menjalankan berbagai program berbasis desa, termasuk pertanian, kesehatan, dan penguatan ekonomi berbasis koperasi. "Sebagian warga LDII tinggal di desa, maka kami berkepentingan mendorong pembangunan desa melalui kerja sama ini. Membangun dari desa, dari bawah, untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Kalau ekonomi merata, otomatis kemiskinan bisa dientaskan,” harap Chriswanto. LDII juga fokus pada dakwah, pendidikan, penanganan stunting, dan ekonomi syariah. "Pendidikan agama dan karakter generasi muda bisa kita bina di majelis-majelis taklim di seluruh Indonesia, ini salah satu upaya LDII dalam berdakwah," pungkas KH Chriswanto.

Lebih baru Lebih lama