
Kemenag Kulon Progo menggelar Dialog Kerukunan Umat Beragama 2025 di Hotel Morazen, Temon, dengan tema "Pancasila dan Keagamaan Lintas Budaya". Dialog ini dihadiri 32 peserta dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi lintas iman.
Komaruzaman, mewakili Kepala Kantor Kemenag Kulon Progo, menekankan pentingnya forum ini untuk memperkuat persatuan bangsa. Ia juga menyinggung peran Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) Kemenag dalam mencegah konflik keagamaan. Sistem ini, didukung Satgas di setiap kapanewon, bertujuan menciptakan rekomendasi hidup damai dan toleran.
Dialog melibatkan Badan Kesbangpol, FKUB, MUI, Muhammadiyah, NU, Aisyiyah, Muslimat NU, Vikep Yogyakarta Barat, PGI, Magabudhi, PHDI, LDII, para penyuluh lintas agama, dan jajaran struktural Kemenag Kulon Progo.
Agus Wahyudi, Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, memaparkan tiga poin penting: Pancasila sebagai ideologi pemersatu, konsep Republica Populi, dan antisipasi perkembangan teknologi, termasuk AI. Samsul Maarif dari CRCS UGM memaparkan hasil riset PPIM UIN Jakarta 2024 tentang kerukunan umat beragama. “Ada empat indikator utama yang menjadi tolok ukur kerukunan, yakni kesempatan kerja sama antarumat beragama, kepedulian membantu kelompok berbeda saat bencana, sejauh mana perbedaan agama menghalangi kerja sama, dan intensitas kolaborasi lintas agama dalam isu-isu lingkungan,” tutur Samsul.
Ketua DPD LDII Kulon Progo, Pandaya, menekankan pentingnya praktik nyata kerukunan, bukan hanya slogan. “Harus ada praktik nyata, baik itu dalam kegiatan sosial, penanganan bencana, maupun kolaborasi di isu-isu lingkungan. LDII siap bersinergi dalam upaya tersebut,” ujarnya. Ia menilai Kulon Progo punya modal kuat untuk menjadi contoh daerah harmonis dan mengapresiasi Early Warning System Kemenag. Pandaya berharap semangat toleransi dan moderasi beragama sampai ke masyarakat akar rumput. “Harapan saya, dialog seperti ini tidak berhenti di ruang hotel saja. Harus sampai ke masyarakat akar rumput, agar nilai-nilai Pancasila betul-betul terasa dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.