Bandung (30/3) – DPW LDII Jawa Barat kembali menggelar rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Syawal 1446 H. Pengamatan ini dilakukan secara serentak di 14 titik yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat pada Sabtu (29/3).
Kegiatan tersebut dilaksanakan berkat kerja sama antara LDII Jawa Barat dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat, astronom, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Salah satu titik utama pengamatan adalah Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang merupakan pusat penelitian astronomi tertua di Indonesia.
Ketua LDII Jawa Barat, Dicky Harun, menyatakan bahwa rukyatul hilal ini merupakan bagian dari kontribusi LDII dalam menentukan awal bulan hijriah. “LDII berkomitmen untuk berpartisipasi aktif bersama elemen masyarakat lainnya dalam memastikan keakuratan penanggalan hijriah. Hal ini juga mendukung upaya pemerintah dalam penentuan awal bulan Ramadan dan Syawal,” ujarnya.
Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, yang turut hadir dalam pemantauan di Observatorium Bosscha, menambahkan bahwa Bosscha dipilih sebagai lokasi utama karena kecanggihan peralatan serta posisi geografisnya yang strategis. “Kami berharap hasil rukyatul hilal ini menjadi acuan dalam menjaga kebersamaan dan harmonisasi di masyarakat, khususnya di Jawa Barat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Barat, Ajam Mustajam, mengungkapkan bahwa tidak ada satupun titik pengamatan yang berhasil melihat hilal. “Berdasarkan hasil pantauan di 11 titik yang kami laporkan, hilal belum tampak karena masih di bawah kriteria visibilitas yang ditetapkan. Hasil ini akan kami teruskan ke Kementerian Agama RI untuk dikaji bersama ormas Islam lainnya sebelum pengambilan keputusan resmi,” jelasnya.
Berdasarkan hasil rukyatul hilal ini, penetapan 1 Syawal 1446 H akan mengikuti ketentuan istikmal, yaitu menyempurnakan bulan Ramadan menjadi 30 hari. Dengan demikian, Hari Raya Idul Fitri 1446 H dipastikan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.