Gorontalo (6/4) – Tim Rukyatul Hilal LDII Gorontalo bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Gorontalo dalam melaksanakan pengamatan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1446 H. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (29/3) di Pos Observasi Bulan Gorontalo, Pantai Botubarani, yang melibatkan pakar astronomi, perwakilan ormas Islam, serta masyarakat setempat.
Ketua Tim Rukyatul Hilal LDII Gorontalo, Nasrun, mengungkapkan bahwa partisipasi ormas Islam dalam kegiatan ini berperan penting dalam memperkuat transparansi dan meningkatkan kepercayaan publik. "BMKG memanfaatkan teknologi terkini untuk memastikan akurasi perhitungan, termasuk analisis elongasi bulan-matahari dan faktor atmosfer," ujar Nasrun.
Perwakilan BMKG Gorontalo, Andre, menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomi, ketinggian bulan pada saat matahari terbenam mencapai 2,3 derajat di atas ufuk barat. “Meski secara teoritis masih rendah, kondisi atmosfer memungkinkan hilal terlihat dengan alat bantu seperti teleskop dan theodolite,” ungkap Andre.
Sementara itu, Safri dari Kemenag Provinsi Gorontalo menekankan pentingnya kolaborasi multidisiplin dalam proses pengamatan ini. "Hasil rukyat ini akan menjadi rekomendasi resmi untuk pemerintah pusat dalam menetapkan hari raya. Sinergi antara data sains dan syariat menjadi kunci akurasi," katanya.
Proses pengamatan dimulai sejak petang, memungkinkan tim untuk menyaksikan posisi bulan dan matahari secara optimal. Berdasarkan pengamatan tersebut, 1 Syawal 1446 H dipastikan jatuh pada 31 Maret 2025, yang juga sesuai dengan perhitungan kalender Islam global yang memprediksi hari yang sama. Masyarakat Gorontalo menyambut hasil ini dengan antusiasme tinggi, terbukti dari banyaknya warga yang memadati lokasi observasi.
Nasrun menambahkan, hasil keputusan rukyatul hilal ini telah dikirim ke Jakarta untuk disahkan melalui sidang isbat Kemenag RI. "Dengan demikian, umat Islam di Provinsi Gorontalo dan seluruh Indonesia akan merayakan Idul Fitri 1446 H pada 31 Maret 2025, mengakhiri Ramadan dengan suka cita," pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata sinergi antara lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat untuk memastikan penetapan hari raya dilakukan secara sahih, ilmiah, dan sesuai dengan syariat. Partisipasi aktif dari berbagai pihak diharapkan dapat memperkuat ukhuwah serta menjaga ketertiban umat Islam dalam menjalankan ibadah.