Ngopi Bareng DPP LDII dalam Rakornas 2025: Diplomasi Informal untuk Meningkatkan Komunikasi


Pada tanggal 21 hingga 23 Februari 2025, DPP LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) mengadakan rapat koordinasi nasional (rakornas) di Grand Ball Room Minhaajur Rosyidin, Jakarta. Salah satu acara penting yang mengawali kegiatan ini adalah acara Ngopi Bareng, yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Umum DPP LDII, Dodi Taufik Wijaya. Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antar stakeholder melalui komunikasi informal yang lebih santai.

Ngopi Bareng sebagai Sarana Diplomasi

Acara Ngopi Bareng ini bukanlah hal baru, melainkan merupakan bagian dari tradisi yang dimulai sejak lama oleh Ketua Umum DPP LDII, yang dikenal sebagai seorang penikmat kopi sejati. Dalam berbagai kesempatan, beliau mengajak teman-teman DPW untuk berkumpul dan berdiskusi sambil menikmati kopi. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk menciptakan ruang komunikasi yang lebih akrab dan produktif antara para pemangku kepentingan, baik itu tokoh pemerintah, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat setempat.

Menurut Dodi Taufik Wijaya, Ngopi Bareng ini merupakan bentuk diplomasi melalui komunikasi informal, yang lebih bermasyarakat dan santai. Beliau mengungkapkan bahwa banyak permasalahan yang muncul seringkali berakar pada kesenjangan komunikasi yang dapat diselesaikan dengan cara berbicara secara langsung, terbuka, dan santai seperti dalam suasana ngopi. Selain itu, kebiasaan ngopi bareng ini juga sudah menjadi budaya di berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera dan Kalimantan, di mana pejabat dan masyarakat setempat sering berkumpul di warung kopi untuk menyelesaikan masalah secara informal.

Meningkatkan Komunikasi Antar Stakeholder

Dengan tujuan untuk mempererat hubungan dan intensifikasi komunikasi antar stakeholder, acara Ngopi Bareng ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi teman-teman DPW, DPD, dan PCPAC di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan media ngopi ini sebagai sarana, diharapkan dapat membuka dialog yang lebih hangat dan lebih produktif antara masyarakat dan para pemimpin agama, pemerintahan, serta tokoh masyarakat.

Dodi Taufik Wijaya juga menekankan bahwa walaupun ngopi bareng bukan satu-satunya solusi, namun bisa menjadi langkah awal yang efektif untuk membuka komunikasi. Diplomasi ini tidak hanya terbatas pada ngopi, tetapi juga bisa dilakukan melalui kegiatan lain yang lebih menarik, seperti diplomasi melalui olahraga seperti bersepeda atau bermain sepak bola, tergantung pada minat para tokoh tersebut. Pendekatan-pendekatan semacam ini bertujuan untuk menciptakan kedekatan antara LDII dan masyarakat serta mengenalkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh LDII kepada publik.

Rakornas DPP LDII 2025 di Jakarta, dengan acara Ngopi Bareng sebagai sorotan utama, menggambarkan pentingnya komunikasi informal dalam membangun hubungan yang kuat antara masyarakat dan pemangku kepentingan. Dengan suasana yang lebih santai dan terbuka, diharapkan permasalahan yang ada dapat lebih mudah diselesaikan. Ngopi Bareng menjadi contoh bagaimana diplomasi melalui komunikasi informal bisa efektif dalam mempererat hubungan sosial, serta membuka jalan untuk mengenalkan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh LDII di masyarakat.

Pada Rakornas DPP LDII yang berlangsung di Jakarta pada Februari 2025, acara Ngopi Bareng menjadi highlight yang mencerminkan pendekatan diplomasi informal untuk mempererat komunikasi dengan para stakeholder. Ngopi Bareng, yang dimulai sejak kepemimpinan Ketua Umum LDII, bertujuan untuk membuka ruang dialog antar tokoh agama, masyarakat, dan pemerintah, serta menjadi sarana memperkenalkan kegiatan LDII di masyarakat. Diplomasi ini tidak terbatas pada ngopi, tetapi juga melalui berbagai kegiatan lain seperti olahraga, guna menciptakan kedekatan dan saling pengertian.

Lebih baru Lebih lama