Yogyakarta (17/2) - DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan pengajian online yang dipusatkan di Grha Cendekia, Sleman, pada Senin (3/2). Kegiatan ini melibatkan 232 studio mini yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di DIY, serta diikuti oleh pengurus dan warga LDII dari berbagai tingkat kepengurusan, mulai dari DPW hingga Pimpinan Anak Cabang (PAC).
Ketua DPW LDII DIY, Atus Syahbudin, menjelaskan bahwa pengajian ini bertujuan untuk memperkuat konsolidasi internal organisasi. Selain itu, Atus juga menekankan pentingnya penguatan struktur kepengurusan agar organisasi LDII DIY semakin solid dan berkembang. “Dengan pengajian online, kita bisa merangkul lebih banyak peserta sekaligus menjaga komunikasi dan koordinasi antarpengurus,” ujar Atus.
Pada kesempatan yang sama, Atus memaparkan perkembangan pesat dalam pembangunan Gedung DPW LDII DIY yang terletak di Jalan Tirtodipuran, Mantrijeron, Yogyakarta. Gedung ini awalnya direncanakan selesai dalam satu tahun, antara 28 Juli 2024 hingga 28 Juni 2025, namun berkat kerja keras panitia, pengerjaannya dipercepat dan diperkirakan akan selesai pada 30 April 2025. “Hingga saat ini progres pembangunan sudah mencapai 43,05 persen. Ini berkat kerja keras dan dukungan penuh dari warga LDII DIY,” jelasnya.
Selain pembangunan fisik, Atus juga menyoroti pentingnya kaderisasi dalam kepengurusan LDII DIY. Ia mengingatkan bahwa regenerasi harus terus berjalan agar organisasi tetap dinamis. “Jangan ragu untuk memberi kesempatan kepada generasi muda. Ketua boleh senior, tapi wakilnya harus anak muda yang siap belajar dan berkembang,” katanya.
Atus juga mengingatkan anggota LDII News Network (LINES), yang merupakan kelompok kerja Biro Komunikasi Informasi dan Media (KIM) DPW LDII DIY, untuk lebih aktif menyebarkan informasi positif mengenai kegiatan organisasi. “Banyak kegiatan LDII di berbagai tingkatan yang bisa dijadikan berita positif. Ini penting agar masyarakat lebih mengenal LDII secara objektif,” tambahnya.
Ketua Dewan Penasihat DPW LDII DIY, Sudiyarto, turut menekankan pentingnya peran pengurus dalam membimbing warga untuk selalu berbuat baik. “Pengurus LDII harus menjadi contoh dalam mengajak warganya untuk selalu berada di jalan kebaikan,” ujarnya. Ia juga menyoroti keseimbangan antara pendidikan dunia dan pendidikan agama yang harus dijaga, sehingga warga LDII memiliki karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman. “Dengan pendekatan ini, LDII berharap dapat terus membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia,” tutupnya. (FWI/KS)