JAKARTA. Dalam diskusi terpumpun yang digelar Intelijen Jaksa Agung bertajuk “Akselerasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Dalam Menghadapi Tantangan Transformasi Perilaku Kekerasan di Era Globalisasi Melalui Program Menjaga Ruang Budaya Karakter Indonesia Tangguh”, terungkap bahwa kemerosotan moral menjadi salah satu isu utama yang mengancam integritas bangsa. Dalam konteks ini, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap fenomena ini dan mengajukan solusi konkret.
Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK) DPP LDII, Tri Gunawan Hadi, mengungkapkan dukungannya terhadap upaya pemerintah dalam menanggulangi kekerasan dan menegakkan moralitas. “LDII sangat mendukung upaya penanganan hukum terhadap tindak kekerasan. Sebagai lembaga dakwah, LDII mengupayakan pencegahan atau antisipasi, dengan membangun moral generasi muda agar memiliki akhlak yang mulia, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW,” ujar Tri Gunawan Hadi.
Ia juga menilai bahwa Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Kejaksaan Agung adalah langkah penting untuk menggandeng seluruh elemen masyarakat dalam menangani penurunan moral. “Kami mendukung upaya-upaya pemerintah melakukan tindakan-tindakan dari segala macam kekerasan. Tidak hanya kekerasan yang berbasis pada tindak pidana, termasuk kekerasan berupa bullying, tindakan yang bersifat amoral dan lain sebagainya. Agar Indonesia damai, senang dan tenteram,” ungkapnya.
Tri Gunawan Hadi menambahkan bahwa FGD tersebut merupakan upaya strategis untuk membenahi akhlak bangsa. “Jika dilihat dari kajian akademik, karakter bangsa Indonesia, bukan lagi menjadi standar mutu tapi budaya mutu. Jika kemudian budaya mutu ini menjadi budaya karakter dan bisa kita jaga, saya kira Indonesia tidak akan terperosok dalam kekerasan,” tutupnya.
Sementara itu, dalam FGD yang diadakan di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan pada Kamis (12/9), Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Sardjono Turin, menyoroti penurunan karakter bangsa yang kini semakin terlihat dalam pemberitaan sehari-hari. “Tema ini sangat tepat sekali, karena setiap hari dalam pemberitaan baik media massa maupun online kita melihat penurunan karakter dan jati diri bangsa,” ujar Sardjono Turin.
Sardjono Turin mencontohkan fenomena kekerasan yang melibatkan anak-anak di bawah umur di Sumatera Selatan dan Sumatera Barat sebagai indikasi nyata dari kemerosotan moral. Ia mencatat bahwa era globalisasi dan kemajuan teknologi memberikan dampak negatif berupa akses bebas ke konten yang bisa mempengaruhi perilaku menyimpang. “Ini menunjukkan fenomena perilaku menyimpang yang harus menjadi catatan bagi penegak hukum. Apakah ini penurunan perilaku individu akibat kemajuan teknologi, berimbas pada tontonan yang bebas diakses siapapun. Sehingga tindak kekerasan sering terjadi di tengah masyarakat,” jelas Sardjono Turin.
Melihat tantangan yang ada, LDII berkomitmen untuk berperan aktif dalam membentuk karakter generasi muda melalui pendidikan moral dan akhlak. Dengan sinergi antara lembaga dakwah dan upaya pemerintah, diharapkan Indonesia bisa mengatasi masalah kemerosotan moral dan kekerasan, serta menciptakan masyarakat yang lebih damai dan harmonis.