Kediri, 27 Juli - Keseriusan dalam upaya mencegah stunting semakin diperlihatkan oleh DPP LDII dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan pada Sabtu (27/7). Acara tersebut berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur, dan dirangkai dengan “Webinar Cegah Stunting”.
“Dalam membangun SDM ada empat prioritas yang menjadi target kami. Program yang pertama masalah kebangsaan, karena generasi kita harus berwawasan kebangsaan, yang kedua keagamaan sebab generasi membutuhkan ilmu agama agar tercipta generasi yang alim faqih dan berakhlakul karimah,” jelas KH Chriswanto Santoso, Ketua Umum DPP LDII. Menurutnya, kebangsaan dan keagamaan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia.
Dia melanjutkan bahwa prioritas berikutnya adalah pendidikan, khususnya dalam hal pembinaan karakter. “Dan yang berikutnya adalah kesehatan. Mengapa kesehatan menjadi perlu, karena generasi kita yang dididik secara karakter tidak ada manfaatnya ketika tidak sehat,” tegasnya.
Acara ini juga menampilkan pemeriksaan kadar hemoglobin (HB) untuk mengukur kadar protein yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, melibatkan ratusan santri wanita Ponpes Wali Barokah. Selain itu, juga diadakan talk show mengenai gizi keluarga dan pangan. Di panggung utama, Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) memberikan paparan mengenai program-program kesehatan yang sejalan dengan tujuan LDII.
Hasto mengungkapkan, “Kami senang sekali bisa MoU dengan LDII, karena bagi kami untuk mencerdaskan generasi bangsa. Kami bekerja sama dengan LDII ini sangat strategis karena program di LDII selaras dengan program BKKBN.”
Ia menambahkan, “Kami memiliki program Bina Mitra Keluarga dan Bina Keluarga Balita, sedangkan di LDII memiliki program cabe rawit, dan Generus (Generasi Penerus). Dan pembinaan betul-betul menginginkan generasi yang sehat. Pak Ketum sudah menyampaikan bahwa yang diutamakan adalah pembangunan SDM melalui wawasan kebangsaan, keagamaan, pendidikan dan kesehatan.”
Di sisi lain, KH Chriswanto Santoso menekankan bahwa pencegahan stunting merupakan langkah krusial bagi LDII dan Indonesia dalam mewujudkan Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045. “LDII selalu berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting melalui program dan kegiatan yang sejalan dengan tujuan BKKBN. Namun, tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, hal itu mustahil mencapai keberhasilan,” tandasnya.
Pimpinan Ponpes Wali Barokah Kediri dan Dewan Penasihat DPP LDII, KH Sunarto, mengungkapkan komitmen Ponpes dalam menciptakan generasi berkualitas melalui acara ini. “Kegiatan ini dalam upaya meneguhkan komitmen kami agar bagaimana santri sebagai bagian dari generasi bangsa tercukupi gizi dan nutrisinya,” ujarnya.
KH Sunarto juga menyebutkan adanya beberapa santriwati yang terindikasi anemia dari hasil pemeriksaan HB. “Ponpes telah berupaya memberikan konsumsi makanan bergizi bagi santri dan santriwati, sehingga kebutuhan gizi dan nutrisinya tercukupi.”
Dia mengapresiasi penunjukan Ponpes Wali Barokah sebagai tempat pelaksanaan acara ini dan menekankan pentingnya melanjutkan kontribusi dalam membekali pengetahuan serta perilaku hidup sehat. “Karena mereka yang akan memegang estafet kepemimpinan masa depan. Hal ini sejalan dengan apa yang diprogramkan DPP LDII dalam upaya menciptakan generasi profesional religius,” tutupnya.
Setiawati (48), salah satu peserta dari DPD LDII Kotawaringin Timur, menyatakan kepuasannya atas pelaksanaan kegiatan tersebut. "Sangat bermanfaat bagi para wanita, terutama remaja pra nikah. Dengan bekal pengetahuan yang benar, insya Allah akan dapat mencegah stunting," ungkapnya.
Setiawati berharap agar MoU yang telah ditandatangani antara DPP LDII dan BKKBN dapat diimplementasikan dengan langkah-langkah konkret selanjutnya. "Kami berharap MoU ini tidak hanya berhenti pada penandatanganan saja, tetapi juga diikuti dengan aksi nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan pencegahan stunting dapat tercapai dengan efektif," tambahnya.
Penandatanganan MoU dan kegiatan webinar ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting. Dengan dukungan dan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun komunitas lokal, upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas generasi masa depan.
Kegiatan “Webinar Cegah Stunting” ini diikuti oleh perwakilan 37 DPW LDII dan DPD LDII di seluruh Indonesia secara daring, dengan kehadiran pengurus Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII, Biro PPKK DPW LDII Jawa Timur, Wanita LDII, para pengurus pondok pesantren di bawah naungan LDII, dan lebih dari 500 santri.