Mina. Di bawah terik matahari yang membakar, jutaan jemaah haji hari ini (16 Juni 2024) memadati area Jamarat Mina untuk melaksanakan ritual lempar jumrah aqabah. Cuaca panas yang mencapai 46 derajat Celcius tidak menyurutkan semangat mereka untuk berjalan kaki sejauh 4 kilometer dari maktab penginapan menuju lokasi Jamarat.
Dengan lantang, para jemaah haji mengumandangkan talbiyah "Labbaik allohumma labbaik, labbaik laa syarikalaka labbaik, innalhamda wani'mata laka walmulk laa syarikalak" sepanjang perjalanan.
Sesampainya di Jamarat, mereka melempar jumrah aqabah sebanyak 7 kali sambil bertakbir. Setelah itu, terlihat jemaah haji ada yang menggundulkan rambut dan sebagian lainnya hanya memotong pendek.
Kegiatan tersebut menandai pelaksanaan tahalul awal. Jemaah yang sudah melaksanakannya diperbolehkan untuk menanggalkan kain ihram dan mengenakan pakaian biasa.
Meskipun cuaca panas begitu menyengat, para jemaah haji tetap teguh menjalankan ritualnya dengan penuh khusyuk. Di tengah teriknya matahari, mereka saling membantu dan menguatkan satu sama lain.
Setelah ritual lempar jumrah aqabah selesai, para jemaah haji kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat.
Arif (43 tahun), jemaah haji asal Kabupaten Kotawaringin Timur, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan untuk melaksanakan ibadah lempar jumrah hari ini. Ia pun tidak lupa mengapresiasi para petugas haji yang telah membantu kelancaran pelaksanaan ritual tersebut.
Panas di Dalam Tenda Mina Tak Menyurutkan Semangat Jemaah Haji
Meskipun telah menyelesaikan ritual lempar jumrah aqabah, para jemaah haji masih harus menghadapi teriknya cuaca di dalam tenda Mina. Panas yang menyengat, bahkan mencapai 40 derajat Celcius di dalam tenda, membuat jemaah harus mencari berbagai cara untuk mendinginkan tubuh.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menaruh kain basah di atas kepala. Tak jarang, jemaah juga menyalakan kipas angin kecil yang mereka bawa dari rumah.
Beberapa jemaah lainnya memilih untuk keluar tenda dan mencari tempat teduh di sekitar area Mina. Mereka duduk di bawah pepohonan atau berteduh di bawah payung yang disediakan oleh panitia penyelenggara haji.
Meskipun cuaca panas begitu terasa, para jemaah haji tetap bersabar dan saling membantu. Mereka memahami bahwa kondisi ini merupakan bagian dari ibadah haji yang harus dijalani dengan penuh keikhlasan.
Di tengah teriknya cuaca Mina, semangat para jemaah haji untuk menyelesaikan ibadah haji tidak pernah padam. Mereka saling mendoakan dan memberikan semangat satu sama lain agar dapat menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji dengan sempurna.
Kisah para jemaah haji di Mina ini menjadi bukti bahwa keimanan dan keteguhan hati dapat mengalahkan rintangan dan cobaan. Semangat mereka untuk menjalankan ibadah haji patut menjadi contoh bagi kita semua.