Seri 4 Tali Keimanan, ๐˜๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ-๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ: ๐˜”๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜—๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜”๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต ๐˜๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ?



Hati adalah tempat iman bersemayam. Berbanding lurus dengan karakter dasar hati yang berubah-ubah dan tidak tetap, maka iman juga bersifat fluktuatif, naik turun, lemah kuat. Di saat tertentu seseorang merasa begitu dekat dengan Tuhan, hingga waktu yang ia jalani dipenuhi dzikir, amal sholeh, dan ibadah kepada Allah. Serasa tak ingin melewatkannya kecuali hanya untuk mendekat kepada Allah.

Namun kala lain, betapa susahnya lisan untuk diajak berdzikir, kaki terasa berat bergerak melangkah menuju ke masjid guna memenuhi panggilan shalat berjamaah, badan lunglai lemas malas bila berdiri shalat malam, ingin cepat-cepat dan memperpendek doa kepada Allah. Dan yang paling parah, hati begitu condong serta tergiur pada kemaksiatan.

Sifat hati ini perlu mendapat perhatian lebih bagi tiap mukmin. Kekhawatiran yang muncul adalah karena ajal (mati) itu datangnya sewaktu-waktu, bila ia datang saat iman berada pada posisi puncak tentulah kabar menggembirakan. Lalu bagaimana bila ia datang saat iman pada posisi terendah? Sebagaimana kekhawatiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya,


ุนَู†ْ ุฃَู†َุณِ ุจْู†ِ ู…َุงู„ِูƒٍ ู‚َุงู„َ ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠُูƒْุซِุฑُ ุฃَู†ْ ูŠَู‚ُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุซَุจِّุชْ ู‚َู„ْุจِูŠ ุนَู„َู‰ ุฏِูŠู†ِูƒَ ูَู‚َุงู„َ ุฑَุฌُู„ٌ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุชَุฎَุงูُ ุนَู„َูŠْู†َุง ูˆَู‚َุฏْ ุขู…َู†َّุง ุจِูƒَ ูˆَุตَุฏَّู‚ْู†َุงูƒَ ุจِู…َุง ุฌِุฆْุชَ ุจِู‡ِ ูَู‚َุงู„َ ุฅِู†َّ ุงู„ْู‚ُู„ُูˆุจَ ุจَูŠْู†َ ุฅِุตْุจَุนَูŠْู†ِ ู…ِู†ْ ุฃَุตَุงุจِุนِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ูŠُู‚َู„ِّุจُู‡َุง ูˆَุฃَุดَุงุฑَ ุงู„ْุฃَุนْู…َุดُ ุจِุฅِุตْุจَุนَูŠْู‡ِ 


dari [Anas bin Malik] dia berkata; 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperbanyak mengucapkan: Allahumma tsabbit qolbi 'ala dinika, "Ya Allah, teguhkan hatiku diatas agama-Mu", 

maka seorang sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, mengapa anda mengkhawatirkan kami, sedang kami telah beriman kepadamu dan membenarkanmu terhadap apa yang Anda bawa." 

Beliau bersabda: "Sesungguhnya hati-hati itu berada diantara dua jari dari jari-jari Ar Rahman 'azza wajalla, Dia membolak-balikkannya." Dan Al A'masy mengisyaratkan dengan dua jarinya.

HR Ibnu Majah


Seri 4 Tali Keimanan, Hati yang Berbolak-balik Mengapa Kita Perlu Memperkuat Iman Kita


Lantas, bagaimana cara kita untuk menjaga hati agar tetap beriman kepada Allah? Dalam artikel ini, saya akan membahas empat tali keimanan yang bisa kita pegang erat agar hati kita tidak lepas dari agama Allah.


Empat tali keimanan yang bisa kita pegang erat agar hati kita tidak lepas dari agama Allah adalah:


1. Bersyukur terhadap nikmat Allah berupa hidayah, iman, islam. Hingga dengan kesemuanya dapat menjadi hamba yang taqwa, tawwakal, tawaddu', dan tadharru'. Bersyukur adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim, karena dengan bersyukur kita akan merasakan nikmat Allah yang tak terhingga. Allah berfirman:


ูˆَุฅِุฐْ ุชَุฃَุฐَّู†َ ุฑَุจُّูƒُู…ْ ู„َุฆِู†ْ ุดَูƒَุฑْุชُู…ْ ู„َุฃَุฒِูŠุฏَู†َّูƒُู…ْ ูˆَู„َุฆِู†ْ ูƒَูَุฑْุชُู…ْ ุฅِู†َّ ุนَุฐَุงุจِูŠ ู„َุดَุฏِูŠุฏٌ


"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim: 7)


2. Mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Contoh: Mushaf Alquran, membaca, mempelajari dan memahami ayat-ayat dengan baik. Cara membawa mushaf Alquran hendaklah dibedakan dengan membawa buku secara umum, tidak "dijinjing" atau dengan tangan kiri. Dalam menaruh/menyimpan mushaf Alquran ditempat yang bersih dan tinggi. Mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah adalah cara kita untuk mengenal Allah lebih dekat dan menghormati apa yang telah Dia wahyukan kepada kita. Allah berfirman:


ุฅِู†َّ ูِูŠ ุฎَู„ْู‚ِ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَุงุฎْุชِู„َุงูِ ุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูˆَุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ ูˆَุงู„ْูُู„ْูƒِ ุงู„َّุชِูŠ ุชَุฌْุฑِูŠ ูِูŠ ุงู„ْุจَุญْุฑِ ุจِู…َุง ูŠَู†ْูَุนُ ุงู„ู†َّุงุณَ ูˆَู…َุง ุฃَู†ْุฒَู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ู…ِู†ْ ู…َุงุกٍ ูَุฃَุญْูŠَุง ุจِู‡ِ ุงู„ْุฃَุฑْุถَ ุจَุนْุฏَ ู…َูˆْุชِู‡َุง ูˆَุจَุซَّ ูِูŠู‡َุง ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ุฏَุงุจَّุฉٍ ูˆَุชَุตْุฑِูŠูِ ุงู„ุฑِّูŠَุงุญِ ูˆَุงู„ุณَّุญَุงุจِ ุงู„ْู…ُุณَุฎَّุฑِ ุจَูŠْู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ู„َุขูŠَุงุชٍ ู„ِู‚َูˆْู…ٍ ูŠَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ


"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, dan bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami." (QS. Al-Baqarah: 164)


3. Mempersungguh ibadah kepada Allah adalah cara kita untuk menunjukkan ketaatan dan kecintaan kita kepada Allah. Ibadah adalah hak Allah yang harus kita tunaikan dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman:


ูˆَู…َุง ุฎَู„َู‚ْุชُ ุงู„ْุฌِู†َّ ูˆَุงู„ْุฅِู†ْุณَ ุฅِู„َّุง ู„ِูŠَุนْุจُุฏُูˆู†ِ


"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)


Ibadah yang kita lakukan harus sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kita tidak boleh beribadah dengan cara yang bid'ah (menambah atau mengurangi) atau syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain). Kita juga harus berusaha untuk khusyu' dan tuma'ninah dalam beribadah, yaitu dengan hati yang tenang, fokus, dan ikhlas. Khusyu' dan tuma'ninah adalah syarat sahnya shalat, yang merupakan tiang agama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


ุฃَูˆَّู„ُ ู…َุง ูŠُุญَุงุณَุจُ ุจِู‡ِ ุงู„ْุนَุจْุฏُ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ู…ِู†ْ ุนَู…َู„ِู‡ِ ุตَู„َุงุชُู‡ُ ูَุฅِู†ْ ุตَู„ُุญَุชْ ูَู‚َุฏْ ุฃَูْู„َุญَ ูˆَุฃَู†ْุฌَุญَ ูˆَุฅِู†ْ ูَุณَุฏَุชْ ูَู‚َุฏْ ุฎَุงุจَ ูˆَุฎَุณِุฑَ


"Amal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka dia akan beruntung dan sukses. Jika shalatnya buruk, maka dia akan merugi dan gagal." (HR. Tirmidzi)


4. Berdoa. Senantiasa bermohon kepada Allah agar ditetapkan diri dalam iman, islam, dan taqwa. Berdoa adalah senjata seorang mukmin, karena dengan berdoa kita mengakui kelemahan dan ketergantungan kita kepada Allah. Allah berfirman:


ูˆَู‚َุงู„َ ุฑَุจُّูƒُู…ُ ุงุฏْุนُูˆู†ِูŠ ุฃَุณْุชَุฌِุจْ ู„َูƒُู…ْ ุฅِู†َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุณْุชَูƒْุจِุฑُูˆู†َ ุนَู†ْ ุนِุจَุงุฏَุชِูŠ ุณَูŠَุฏْุฎُู„ُูˆู†َ ุฌَู‡َู†َّู…َ ุฏَุงุฎِุฑِูŠู†َ


"Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'" (QS. Ghafir: 60)


Berdoa juga merupakan salah satu sebab untuk mendapatkan pertolongan dan rahmat Allah. Allah berfirman:


ูˆَุฅِุฐَุง ุณَุฃَู„َูƒَ ุนِุจَุงุฏِูŠ ุนَู†ِّูŠ ูَุฅِู†ِّูŠ ู‚َุฑِูŠุจٌ ุฃُุฌِูŠุจُ ุฏَุนْูˆَุฉَ ุงู„ุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงู†ِ ูَู„ْูŠَุณْุชَุฌِูŠุจُูˆุง ู„ِูŠ ูˆَู„ْูŠُุคْู…ِู†ُูˆุง ุจِูŠ ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุฑْุดُุฏُูˆู†َ


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186)


Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memohon ketetapan iman adalah:


ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ูŠَุง ู…ُู‚َู„ِّุจَ ุงู„ْู‚ُู„ُูˆุจِ ุซَุจِّุชْ ู‚َู„ْุจِูŠ ุนَู„َู‰ ุฏِูŠู†ِูƒَ


"Allahumma ya muqallibal qulubi tsabbit qolbi 'ala dinika"


"Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu." (HR. Tirmidzi)


Demikianlah empat tali keimanan yang bisa kita pegang erat agar hati kita tidak lepas dari agama Allah. Semoga kita bisa selalu bersyukur, mengagungkan, beribadah, dan berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati. Semoga Allah senantiasa meneguhkan hati kita di atas agama-Nya dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang taqwa, tawakkal, tawadhu', dan tadharru'. 

Post a Comment

Previous Post Next Post