Peringatan Hari Lingkungan Hidup Indonesia, LISDAL DPP LDII Ungkap Strategi Perbaiki Kualitas Udara

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Indonesia, LISDAL DPP LDII Ungkap Strategi Perbaiki Kualitas Udara


Jakarta (10/1) - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengungkapkan strategi untuk memperbaiki kualitas udara di Indonesia. Strategi tersebut dapat dimulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat umum.

Menurut Pengurus Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam dan Air (LISDAL) DPP LDII, Atus Syahbudin, langkah perubahan untuk menekan polusi udara dapat dimulai dari keluarga, sebagai komunitas terkecil.

“Semua keluarga memerlukan edukasi tentang lingkungan hidup sejak dini,” jelas Atus.

Selanjutnya, diikuti aksi-aksi kecil berskala rumah tangga. “Termasuk mewujudkan udara yang bersih. Dalam hal ini, sebisa mungkin meningkatkan tutupan lahan dengan menanam pepohonan, dan mengurangi sumber emisi dari rumah tangga,” urainya.

Menurut Atus, manusia membutuhkan pepohonan untuk menghasilkan oksigen (O2). Atau mudahnya, udara bersih yang selalu dihirup setiap saat.

“Tentu tak elok, kita mengambil oksigen dari pepohonan di pekarangan rumah tetangga kita,” pungkas Ketua DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.

Selain itu, upaya yang dapat dilakukan setiap keluarga untuk mengurangi sumber emisi dari rumah tangga, dapat berupa pengurangan penggunaan kendaraan bermotor berbahan bensin dan solar. Dengan membudayakan berjalan kaki atau bersepeda.

Usaha selanjutnya, adalah dengan tidak membakar sampah rumah tangga. “Seyogyanya sampah dapat dipilah, minimal menjadi dua. Sampah organik dari sisa dapur dan dedaunan ditimbun di dalam jujugan di setiap rumah. Adapun sampah anorganik, dipisah dan dapat dijual kembali,” katanya.

Contohnya, ia menceritakan, LDII DIY telah memulai program “Kelompok Sedekah Sampah Berbasis Masjid”. “Remaja masjid menjadi penggerak bersama-sama dengan Kyai Peduli Sampah,” urainya.

Cara berikutnya, dengan tidak membuang sampah dan kotoran ke dalam badan air. “Seperti sungai, selokan, embung, danau, dan lainnya,” ujar Atus.

Ia menjelaskan, sampah buangan itu dapat mengotori badan sungai, dan meningkatkan pencemaran. “Selain itu, menyebabkan pemandangan dan bau yang tidak sedap. Kebiasaan rumah tangga yang masih membuang air besar sembarangan, juga harus diubah untuk meminimalkan pencemaran air,” jelasnya.

Selanjutnya, pada level sekolah, dengan berusaha menjadi sekolah adiwiyata yang menerapkan indikator pelestarian lingkungan hidup. “Bagi majelis taklim, masjid, sekolah dan pesantren, berupaya menerapkan konsep eco-masjid,, eco-pesantren,” ujarnya.

Lebih baik lagi, ia menyarankan level rumah tangga, sekolah, majelis taklim, musholla dan masjid melaksanakan skema “Program Kampung Iklim”. “Sebagaimana yang telah diwujudkan oleh Kampung Proklim Sangurejo Sleman, DIY, dan Kampung Proklim Utama RW Agrowisata Pekanbaru, Riau,” tutupnya.

Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri, DPP LDII dalam program Go Green, sejak 2008 telah menanam 4 juta pohon di seluruh Indonesia. Bahkan, LDII telah membangun arboretum, untuk penelitian tanaman endemik di Perkebunan Teh Jamus, Ngawi, Jawa Timur.

Atas upaya tersebut, LDII berharap dapat turut berkontribusi dalam memperbaiki kualitas udara di Indonesia.

Post a Comment

Previous Post Next Post