LDII DIY Menerima Kunjungan 33 PEndeta GPIB, Pelatihan Kebhinekaan dan Bina Damai ICRS Yogyakarta

LDII DIY Menerima Kunjungan 33 PEndeta GPIB, Pelatihan Kebhinekaan dan Bina Damai ICRS Yogyakarta


YOGYAKARTA - Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) DIY menerima kunjungan 33 Pendeta Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Aula lantai 2 kompleks Masjid Al Fattah Kalasan, Sleman, 8 Desember 2023. Silaturahmi ini menjadi salah satu agenda dalam Pelatihan “Kebhinekaan dan Bina Damai” Angkatan II hasil kerja sama antara Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Yogyakarta dan Bidang GERMASA GPIB, 6-9 Desember 2023. ICRS sendiri merupakan konsorsium dari UGM, UIN Sunan Kalijaga, dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. 

Konsorsium ini bertujuan untuk mengembangkan studi keagamaan di Indonesia. Adapun materi pelatihan mencakup pemahaman akan kebhinekaan agama, politik dan agama, kemunculan radikalisme berbalut agama, hubungan antar agama, agama berkait lingkungan hidup serta penghargaan akan beragama dan berkeyakinan. Di samping itu, para pendeta GPIB ingin mengenali lebih dekat LDII dan beraneka ragam program kerja keagamaannya.

Ketua DPW LDII DIY, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU. saat menerima rombongan menjelaskan tentang 8 program pengabdian LDII untuk bangsa. LDII DIY menempatkan 3 di antaranya sebagai unggulan, yakni: Pendidikan, Ekonomi Syariah, serta Lingkungan Hidup dan Ketahanan Pangan. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim telah lama dimulai LDII. Warga LDII tidak merokok sehingga mendukung gerakan low carbon serta kerja sungguh dan berhemat (mujhid muzhid). Selain itu, LDII DIY juga mendukung inisiasi Program Kampung Iklim di beberapa tempat se-Indonesia. Salah satunya di Kampung Sangurejo Turi yang berhasil memperoleh Juara III Lomba ProKlim 2023 oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sleman. 

Atus kembali menekankan bahwa permasalahan lingkungan hidup beserta dampak kerusakan dan keberhasilnya itu tidak memandang agama dan keyakinan. 


LDII DIY Menerima Kunjungan 33 PEndeta GPIB, Pelatihan Kebhinekaan dan Bina Damai ICRS Yogyakarta


”Kami menginisiasi Kampung ProKlim untuk membantu KLHK mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Isu lingkungan ini, peredaran oksigen dan air tidak memandang agama. Untuk itu, LDII senantiasa mengajak, mari bekerja sama mengatasi isu perubahan iklim,” ungkap Atus, yang juga anggota Departemen Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LISDAL) DPP LDII. 

Setelah Gerakan “Dari Sampah Jadi Jariah” diluncurkan pada tahun 2022, LDII DIY memelopori Pelatihan Dai ProKlim, Kyai Peduli Sampah, dan Jugangan Ing Omah (Jugangin Om). Pada Rakerwil LDII DIY 2023, 313 Kelompok Sedekah Sampah Berbasis Masjid diresmikan pula oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo, ST., M.Si.

Selanjutnya, dosen Fakultas Kehutanan UGM ini menjelaskan pula mengenai toleransi LDII dalam penggunaan suara sound masjid. LDII mengupayakan untuk sebisa mungkin tidak mengganggu tetangga yang tinggal di sekitar masjid. 

“Kami memiliki kebijakan, salah satunya adalah suara sound masjid. Suara sound sistem masjid tidak harus selalu keluar. Kehadiran rutin pengajian harus disiplin dan tidak diumumkan melalui toa masjid. Kami berusaha memahami masyarakat sekitar,” terang Atus.

Dr. Leonard Chrysostomos Epafras mewakili ICRS dalam sambutannya mengungkapkan rasa senangnya atas penyambutan LDII. 

”Perjumpaan ini meskipun singkat, namun semoga tambah mempererat persaudaraan terutama dengan LDII. Semoga menjadi langkah untuk bekerja sama,” ungkap peneliti UGM dan media affairs yang menekuni studi inter-religious, religion online, Kristen, Yahudi, dan budaya populer. Leonard juga menjelaskan tujuan ICRS terkait sejarah agama dan kajian lintas agama demi meminimalisir konflik antar umat beragama. Leonard mengapresiasi pula kerja sama yang dibangun oleh GPIB. 

Sementara itu, Pendeta Imanuel E. Raintung, S.Si., M.M. selaku perwakilan dari GPIB menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan ini. Ia pun sudah berteman lama dengan Ketum dan beberapa pengurus DPP LDII, serta mengunjungi berbagai Ponpes dalam naungan LDII.

”Kami atas nama Gereja Protestan  di Indonesia Bagian Barat, di sini dalam rangka belajar tentang kebhinekaan, dan terpilihlah Lembaga Dakwah Islam Indonesia,” jelasnya. 

Menurut Ketua II Majelis Sinode ini, pelatihan “Kebhinekaan dan Bina Damai” ini diharapkan bisa membantu pendeta maupun pemimpin gereja guna memahami kebhinekaan agama dan bangsa. Dengan demikian, mereka mampu menjalin relasi di antara komunitas gereja dan masyarakat, handal pula memediasi permasalah sosial kemasyarakatan.

“Saya bersyukur tanggal 7 November yang lalu, berkesempatan menghadiri Rapat Kerja Nasional LDII yang dibuka oleh Presiden Ir. Joko Widodo,” ungkapnya. Perwakilan GPIB sendiri sekitar 33 pendeta dari berbagai daerah di Kalimantan, Sumatera dan Jawa.

Pelatihan yang bertempat di Yogyakarta ini, menurut Ketua Departemen GERMASA, Pnt. Alex Mandalika, didukung oleh D’Senopati Hotel. GPIB merupakan gereja yang bekerja sama dengan ICRS guna pengembangan inklusifitas kelembagaan gereja.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama