Jakarta (18/10). Indonesia telah mengalami reformasi selama lebih dari dua dekade, namun masih banyak tantangan yang dihadapi dalam memperbaiki sistem demokrasi. Harapan yang muncul saat reformasi belum terwujud sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membangun wawasan kebangsaan yang kokoh di kalangan seluruh warga negara, terutama generasi muda, sebagai persiapan menghadapi era Indonesia Emas 2045. Salah satu caranya adalah dengan menanamkan simbol-simbol kebangsaan sejak dini.
Demikian disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat bertemu dengan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan rombongannya di Kompleks Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (17/10).
“Perbaikan masih banyak yang harus kita kejar. Ternyata pascareformasi keadaan kita tidak semakin baik sebagaimana yang diimpikan pada saat reformasi,” ujarnya.
Ia menilai, berbagai aspek kehidupan demokrasi masih memerlukan perbaikan. “Kehidupan demokrasi masih dalam perbaikan, kehidupan ekonomi kita juga masih dalam pemantapan, kehidupan masyarakat yang berkeadilan, kemiskinan dan kebodohan, kita masih bergelut di situ,” kata politisi Partai Golkar itu.
Bamsoet, sapaan akrabnya, menekankan, untuk mencapai reformasi yang diinginkan tidak bisa dilakukan secara instan. “Sebenarnya kita mempunyai ekspektasi tinggi saat Reformasi agar bisa mendongkrak ke arah yang lebih baik. Tapi semua itu memerlukan waktu dan perlu penyesuaian dari berbagai pihak. Kita membutuhkan proses agar benar-benar matang dan membumi,” ungkapnya.
Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan demokrasi belum berjalan optimal adalah rendahnya pendapatan per kapita dan literasi pendidikan. “Pilihan demokrasi kita menurut pribadi saya, belum waktunya kesana. Karena income per kapita kita masih rendah dan literasi pendidikan kita masih rendah dibandingkan dengan nilai-nilai Barat, yang demokrasinya bisa maju karena masyarakatnya juga sudah maju,” tuturnya.
Bamsoet juga mengatakan bahwa membangun wawasan kebangsaan harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan agar dapat mencakup seluruh elemen masyarakat dan mengisi setiap ruang publik. Selain itu, hal ini juga penting untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa di tengah arus perubahan zaman. “Dan yang tidak kalah pentingnya, membangun wawasan kebangsaan harus dilaksanakan secara berkesinambungan, agar tertanam kuat dan tidak mudah goyah oleh arus perubahan zaman,” pungkas Bamsoet.
Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet memberikan apresiasi kepada LDII atas kontribusinya dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan. “Saya mengapresiasi kontribusi LDII yang gerakannya selalu pada nilai-nilai kebangsaan, pertanian, sumberdaya alam, SDM dan seterusnya. Tidak hanya bicara tentang agama tapi juga bicara soal kehidupan yang berkeadilan, kesejahteraan dan memerangi kebodohan,” tutupnya.
Sedangkan, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan bahwa Ormas Islam memiliki peran penting dalam memperkuat semangat Reformasi.
“Komunikasi seperti ini dalam rangka menyamakan visi dan persepsi, supaya sikap kita dalam menangani negara dengan kesepakatan yang sudah disepakati ini sinkron,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, ketika semangat Reformasi masih jauh dari yang diharapkan, maka diperlukan kerjasama dari seluruh komponen anak bangsa. “Yang kurang kita perbaiki bersama, yang lebih kita pertahankan sehingga kita bisa menuju ke arah kesepakatan dengan damai,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, bahwa demokrasi sering disalahartikan sebagai kebebasan tanpa batas dalam menyampaikan pendapat. Akibatnya, sering terjadi konflik dan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan. “Komunikasi seperti ini adalah sarana yang efektif sehingga dapat menghindari hal-hal yang memberikan dampak negatif kepada bangsa dan negara,” urainya.
KH Chriswanto menjelaskan, pertemuan ini merupakan bagian dari “Road to Rakernas” sekaligus mengundang Ketua MPR RI itu menjadi pembicara dalam Rakernas LDII yang akan diselenggarakan November mendatang.
“Kami sebagai salah satu kekuatan civil society yang mengurusi rakyat tentu kami perlu berkomunikasi, salah satunya sarana yang kami gunakan adalah pelaksanaan Rakernas nanti. Maka kami mengundang Pak Bamsoet dalam Rakernas untuk memberikan wawasan kepada kami,” tuturnya.
Terhadap permintaan LDII tersebut Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2023 yang akan digelar pada tanggal 7-9 November 2023 di Jakarta. “Insya Allah saya akan hadir,” ujar Bamsoet.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum DPP LDII didampingi Sekretaris Umum Dody Taufiq Wijaya, Ketua Sudarsono, Sekretaris Rioberto Sidauruk dan Departemen OKK Rahmat Tri Fahmi.