DPP LDII Beri Pesan, Generasi Muda Harus Siap Hadapi Tantangan Global dan Lokal

DPP LDII Beri Pesan, Generasi Muda Harus Siap Hadapi Tantangan Global dan Lokal


SEMARANG. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengingatkan mengenai berbagai tantangan yang harus dihadapi generasi muda. Masa depan bangsa dalam satu abad mendatang sangat ditentukan kualitas generasi muda saat ini.

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan bahwa tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah mempertahankan nilai-nilai keindonesiaan, sembari berpikir global dalam menghadapi pergulatan politik dan ekonomi dunia. Ia mencontohkan beberapa negara yang sukses melintasi globalisasi dengan mengadaptasikan kearifan lokal dengan gelombang revolusi industri, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.

“Mereka tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa. Justru dengan karakter budayanya, berhasil mewarnai dunia,” tutur KH Chriswanto.

Ia juga mengkritik kecenderungan untuk meniru nilai-nilai Barat tanpa kritik, yang dapat mengancam keindonesiaan dan nasionalisme generasi muda. Ia berharap agar generasi muda tidak pernah berhenti berinovasi untuk Indonesia maju, sesuai dengan tema HUT RI tahun ini.

“Kita kadangkala selalu berpikir yang dari Barat selalu yang terbaik, sampai-sampai sejak kecil anak-anak disekolahkan di sekolah internasional. Hasilnya, keindonesiaan mereka hilang sama sekali dan tanpa pembinaan yang benar, mereka juga kehilangan nasionalismenya,” ujarnya.


DPP LDII Beri Pesan, Generasi Muda Harus Siap Hadapi Tantangan Global dan Lokal


Selain KH Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII Singgih Sulistyono juga memberikan pesan kepada generasi muda. Ia memandang kemandirian di bidang teknologi mutakhir sebagai prasyarat menjadi negara maju. Ia menyarankan agar pemerintah mendirikan lembaga yang fokus pada penelitian dan pengembangan teknologi, serta mendorong partisipasi aktif sumberdaya manusia yang memiliki potensi.

“Sehingga negara ini dapat menciptakan produk dan teknologi inovatif sendiri, mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” katanya.

Singgih Sulistyono juga mengatakan bahwa Indonesia menghadapi tantangan internal mencakup aspek-aspek penting dalam tatanan sosial dan politik negara, seperti lingkungan hidup, demokrasi, dan hak asasi manusia. Ia menjelaskan bahwa harapan pendiri bangsa tercermin dalam semangat untuk melindungi dan memajukan bangsa serta tumpah darah Indonesia.

“Kami menggarisbawahi pentingnya mengikuti prinsip-prinsip Pancasila dan UUD 1945 dalam pembangunan dan pengambilan keputusan. Harapan-harapan tersebut mendorong Indonesia untuk menciptakan pemerintahan yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi dalam ketertiban dunia,” tuturnya.

Untuk mengatasi ketimpangan regional, Singgih Sulistyono mengajukan solusi yang melibatkan pendekatan yang terstruktur. Pemerintah harus menganalisis potensi dan tantangan setiap wilayah, serta mengembangkan potensi tersebut dengan jejaring perdagangan dan bisnis yang menguntungkan pertumbuhan ekonomi secara merata.

“Dengan mengutamakan inovasi, pendidikan berkualitas, dan kerjasama yang kuat antarwilayah, Indonesia dapat mengukir masa depan yang lebih kuat dan berkelanjutan, menjunjung tinggi cita-cita para pendiri bangsa,” pungkasnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post