Sebutan orang kaya identik sebab karena memiliki harta yang banyak. Namun demikian, sejatinya kaya sesungguhnya adalah hati yang menerima dan ridho terhadap pemberian Allah SWT, besar kecilnya maupun sedikit banyaknya.
Dalam Islam, harta bukanlah ukuran kebahagiaan atau kesuksesan seseorang. Harta adalah amanah yang harus dipergunakan dengan baik dan bertanggung jawab. Harta juga bisa menjadi fitnah yang menjerumuskan seseorang ke dalam kesombongan, kezaliman, atau kekufuran.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
"Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang telah dikerjakan oleh mereka dan mereka suka supaya dipuji terhadap apa yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu mengira bahwa mereka terlepas dari siksa. Dan bagi mereka azab yang pedih." (QS. Ali Imran: 188)
"Sesungguhnya orang-orang yang bakhil dan menyuruh manusia bakhil dan menyembunyikan apa yang telah Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya, Kami sediakan bagi mereka azab yang sangat pedih." (QS. An-Nisa: 37)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS. Al-Munafiqun: 9)
Dari ayat-ayat di atas, kita bisa memahami bahwa harta bukanlah sesuatu yang harus kita banggakan atau kita sombongkan. Harta juga bukanlah sesuatu yang harus kita kikirkan atau kita sembunyikan. Harta adalah sesuatu yang harus kita syukuri dan kita manfaatkan untuk kebaikan.
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Quran:
"Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupinya." (QS. Ath-Thalaq: 3)
Dari ayat-ayat di atas, kita bisa memahami bahwa Allah SWT adalah Maha Pemberi Rezeki dan Maha Penyayang. Allah SWT akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya sesuai dengan kadar dan kebutuhan mereka. Allah SWT juga akan mencukupkan hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya.
Oleh karena itu, orang kaya sejati adalah orang yang bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT dan menggunakannya untuk ketaatan kepada-Nya. Orang kaya sejati adalah orang yang bertakwa kepada Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya dalam segala urusan.
Sebaliknya, orang miskin sejati adalah orang yang tidak bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT dan menggunakannya untuk kemaksiatan kepada-Nya. Orang miskin sejati adalah orang yang tidak bertakwa kepada Allah SWT dan tidak bertawakal kepada-Nya dalam segala urusan.
Bahwa Allah SWT adalah sumber segala kekayaan, keadilan, dan kehidupan. Allah SWT adalah pelindung dan penolong kita dari segala kefakiran, kezaliman, dan kematian.
Oleh karena itu, kita harus selalu mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan. Kita harus selalu berdoa dan beristighfar kepada Allah SWT dalam setiap kesempatan. Kita harus selalu berusaha dan bersabar dalam setiap ujian. Kita harus selalu bersyukur dan bersedekah dalam setiap nikmat.
Dengan demikian, kita akan menjadi orang kaya yang sebenarnya. Orang kaya yang tidak hanya memiliki harta dunia, tetapi juga harta akhirat. Orang kaya yang tidak hanya dicintai manusia, tetapi juga dicintai Allah SWT.