Bojonegoro. Bertempat di Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM) Birrul Waalidain, Bojonegoro, generasi muda LDII Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menggelar talk show. Perbincangan tersebut bertema “Mencegah Pernikahan Dini untuk Menyambut Indonesia Emas Tahun 2024”, dilaksanakan pada Minggu (2/7).
Kegiatan tersebut mengundang Kasi Bimas Islam Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro Zaenal Arifin sebagai narasumber. Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud dukungan LDII Kabupaten Bojonegoro dalam mendukung program pemerintah untuk mencegah pernikahan dini.
Zaenal Arifin di hadapan generasi muda LDII Kabupaten Bojonegoro menyampaikan, bahwa perkawinan anak sangat mengancam kehidupan berumahtangga, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan menyebabkan perceraian.
“Selain itu, dampak lain dari perkawinan anak yaitu kurangnya kesiapan fisik anak perempuan saat mengandung dan melahirkan, sehingga meningkatkan risiko angka kematian ibu dan anak,” kata Zaenal Arifin.
Menurutnya, ketidaksiapan mental dalam membina rumah tangga akan meningkatkan risiko perceraian dan KDRT. Ketidaksehatan mental dalam pemberian pola asuh yang tidak tepat akan berpotensi meningkatkan risiko stunting.
“Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perkawinan usia dini antara lain ekonomi keluarga, pendidikan rendah, interpretasi agama dan keluarga serta stereotip pada anak perempuan,” jelas Zaenal Arifin.
Lebih lanjut, Zaenal Arifin mengatakan bahwa berbagai upaya yang ditempuh pemerintah adalah mencanangkan pemberlakuan sertifikasi nikah yang wajib dimiliki oleh setiap pasangan. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka perceraian, pernikahan di bawah umur, dan terjadinya KDRT.
“Upaya pencegahan perkawinan usia dini oleh pemerintah melalui Kementerian Agama adalah melakukan penyuluhan kepada masyarakat melalui penyuluh agama, pembinaan dan sosialisasi kepada pelajar melalui madrasah dan sekolah, serta melakukan bimbingan perkawinan bagi mahasiswa”, tutup Zaenal Arifin. (Lines BJN )