Mamuju. Musyawarah Wilayah (Muswil) III LDII Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dibuka oleh Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Maleo Mamuju pada hari Senin (19/6), dengan mengambil tema “Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Beragama Menuju Sulawesi Barat yang Berkembang dan Malaqbi”.
Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan, Muswil bertujuan untuk membicarakan upaya kerjasama antara tiga unsur utama dalam masyarakat, yaitu rakyat, umara (pemerintah), dan ulama, “Jika ketiga unsur ini dapat bekerja secara bersama-sama, maka Indonesia akan makmur,” kata Zudan.
Dalam konteks Sulawesi Barat, kerjasama antara rakyat, umara, dan ulama menjadi kunci untuk kemajuan daerah, “Dalam musyawarah ini, para pemangku kepentingan dari LDII dan pemerintah hadir untuk membahas langkah-langkah nyata dalam membangun kerjasama tersebut,” katanya.
Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah Sulawesi Barat dalam memperkuat peran dan kontribusi ulama dan masyarakat dalam pembangunan daerah, “Pemerintah menekankan pentingnya peran ulama sebagai pembimbing rohani bagi masyarakat serta tanggung jawab pemerintah dalam menciptakan kondisi yang mendukung kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Muswil ke-3 LDII Sulbar juga menjadi wadah untuk membahas isu-isu penting yang dihadapi oleh daerah, seperti stunting, kemiskinan, dan putus sekolah, “Dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut, Pemprov Sulbar menggarisbawahi pentingnya kerjasama antara LDII dan pemerintah daerah dalam merumuskan solusi yang efektif dan berkelanjutan,” tegasnya.
Menyikapi pernyataan Zudan, Ketua Umum LDII, KH. Chriswanto Santoso mengatakan, Muswil ini menjadi momen penting bagi LDII dalam menunjukkan komitmennya untuk membantu pemerintah Sulawesi Barat, dalam menyelesaikan permasalahan seperti kemiskinan dan stunting.
“LDII siap hadir dengan tujuan untuk membantu masyarakat Sulawesi Barat, karena salah satu tuntutan adalah mengatasi permasalahan yang ada di daerah tersebut,” ucapnya.
Peran LDII sebagai lembaga dakwah juga fokus pada upaya membangun kerjasama antara LDII dan pemerintah daerah, “Dalam musyawarah ini, LDII berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah Sulawesi Barat guna mencari solusi yang efektif dan berkelanjutan. Kerjasama ini diharapkan dapat mengoptimalkan upaya penanggulangan kemiskinan dan stunting di daerah tersebut,” sambungnya.
Alumni Newcastle University itu juga menjelaskan, LDII memiliki program-program pengabdian yang terbagi dalam berbagai klaster. Klaster-klaster tersebut mencakup wawasan kebangsaan, dakwah Islam, pendidikan umum, kesehatan dan pengobatan herbal, informasi teknologi, ekonomi syariah, pertanian dan lingkungan hidup, serta energi baru terbarukan.
“Melalui program-program ini, LDII berupaya untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat,” akhirnya.
Dengan adanya Musyawarah Wilayah ke-3 LDII Sulawesi Barat, diharapkan terjadi kolaborasi yang lebih erat antara LDII dan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sulawesi Barat. Permasalahan seperti kemiskinan dan stunting akan menjadi fokus utama dalam upaya bersama tersebut.