Tim LDII Kalteng Turut Beraksi Saat Pemantauan Hilal 1 Syawal 1444 H

Tim LDII Kalteng Turut Beraksi Saat Pemantauan Hilal 1 Syawal 1444 H


Palangka Raya. Tim Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) turut serta dalam pengamatan hilal yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah pada Kamis (20/4/2023). Bertempat di Menara Masjid Raya Darussalam Palangka Raya.

Instansi dan Ormas yang turut serta dalam kegiatan pemantauan tersebut yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalteng, Pengurus Wilayah Nahlatul Ulama (PWNU) Kalteng, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalteng, Kepala Kemenag Provinsi Kalteng, LDII, dan pihak terkait lainnya.

Koordinator Tim Pemantau Hilal LDII Kalteng, Aris Wijaya, ST mengatakan bahwa kondisi cuaca kurang mendukung untuk dilaksanakan pengamatan hilal. Langit diselimuti oleh kabut dan hujan di Kota Palangka Raya. "Wilayah Provinsi Kalteng tidak terlihat hilal. Namun, tidak kita ketahui di wilayah lainnya,” katanya.


Tim LDII Kalteng Turut Beraksi Saat Pemantauan Hilal 1 Syawal 1444 H



Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Kanwil Kemenag Kalteng, Noor Fahmi bahwa posisi matahari terbenam tanggal 20 April 2023 berkisar antara 0,75 derajat di Merauke Papua sampai dengan 2,36 derajat di Sabang Aceh. Sementara di Kalimantan Tengah saat matahari terbenam berkisar antara 1,36 derajat di Palangka Raya. Berdasarkan fakta tersebut bulan baru 1 Syawal 1444 Hijriyah ternyata belum terlihat.

Semetaran Ketua DPW LDII Kaleng, Nur Prayudi menuturkan bahwa dalam Islam, untuk menentukan awal bulan Syawal yang menandai berakhirnya bulan Ramadan dan dimulainya perayaan Idul Fitri, diperlukan pemantauan hilal. Pemantauan hilal dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu hisab dan rukyatul hilal.


Tim LDII Kalteng Turut Beraksi Saat Pemantauan Hilal 1 Syawal 1444 H


Metode hisab menggunakan perhitungan matematika untuk memprediksi gerakan hilal dan menentukan posisinya di langit pada waktu tertentu. Metode ini lebih cenderung pada perhitungan secara teoritis dengan menggunakan perhitungan astronomi.

"Sedangkan metode rukyatul hilal dilakukan dengan mengamati hilal secara langsung dengan mata telanjang atau teleskop pada malam yang ditentukan. Metode ini lebih cenderung pada pengamatan secara empiris dengan melihat hilal yang sesungguhnya," ucapnya.

Lebih lanjut, Prayudi mengungkapkan, kedua metode tersebut saling melengkapi, karena metode hisab dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan visibilitas hilal pada malam tertentu, sedangkan metode rukyatul hilal dapat mengonfirmasi keberadaan hilal secara langsung.

Post a Comment

Previous Post Next Post