Siapa Bilang Wanita Tak Bisa Berprestasi? Simak Sukses Gadis Belia Generasi Muda LDII ini

Siapa Bilang Wanita Tak Bisa Berprestasi? Simak Sukses Gadis Belia Generasi Muda LDII ini


Jakarta - Wanita selalu dipandang sebagai makhluk yang lemah dan tidak mampu bersaing dengan pria dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang prestasi. Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Fakta membuktikan bahwa wanita juga mampu meraih prestasi yang gemilang dalam berbagai bidang. Beberapa contoh wanita yang telah membuktikan kemampuannya antara lain Marie Curie yang meraih Nobel dalam bidang fisika dan kimia, Ada Lovelace yang dianggap sebagai pelopor komputer, dan Malala Yousafzai yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian. Tak ketinggalan sosok belia generasi muda LDII berikut ini, Dita Octaviana.

“Jika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti”, sepenggal kalimat motivasi dalam diri Dita Octaviana, salah satu generasi muda LDII asal Jambi yang menjadi Chief Executive Officer (CEO) serta Co-Founder PT. Impiana Generasi Bangsa atau biasa dikenal dengan Mindo Education.

Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan start-up yang berdiri sejak tahun 2018 dan bergerak dalam bidang pendidikan. Perusahaan ini menyediakan pembekalan berupa pelatihan untuk mahasiswa, fresh graduate, atau profesional. “Tujuannya, agar dapat membantu perkembangan sektor industri di Indonesia dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM,” ungkapnya, ketika diwawancarai di salah satu coffee shop di Jakarta, Senin (23/1).

Mahasiswa lulusan Institut Teknologi Bandung itu mengaku perusahaan start-up yang dipimpinnya tersebut dijalankan tanpa memiliki investor. “Memang tidak mudah, namun saya percaya dengan pertolongan Allah SWT, apapun akan menjadi mudah,” ujarnya.

Gadis yang disapa Dita ini bercerita awalnya mendapat tawaran pekerjaan sebagai Product Manager dari pendiri Mindo Education, secara tidak langsung merupakan teman sendiri, pada tahun 2019. Namun, ia mulai bisa bergabung di tahun 2020.

“Rencana masuk itu bulan Februari 2020, karena pandemi, akhirnya ada perombakkan strategi operasional, jadi baru bisa gabung bulan Mei 2020. Awal masuk saya menghandle program beasiswa, akun sosial media, dan membantu web development,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, perusahaan mengalami beberapa kendala dalam hal manajemen operasional dan di bulan Oktober 2020, ia dipercaya menggantikan CEO dan CO-Founder sebelumnya.

            Baca : Hidup Sederhana itu Bukan Berarti Miskin lho!

Selama memimpin perusahaan, banyak permasalahan yang harus ia selesaikan, hal itu membuatnya mempelajari banyak hal dalam mengelola perusahaan yang baik dan benar. “Perusahaan kami tidak memiliki aset yang dapat difungsikan sebagai akomodasi darurat, inilah yang menjadi permasalahan serta membutuhkan bantuan dari investor,” ceritanya.

“Meskipun begitu, beberapa investor tidak bersedia untuk membantu. Sekalipun ada tawaran modal dari salah satu investor, kami menolaknya, karena mempertimbangkan segala aspek untuk perusahaan kami. Jadi, hingga sekarang kami tetap mengelola perusahaan tanpa memiliki investor atau istilahnya bootstrapping dan perusahaan sudah beroperasional dengan baik,” lanjutnya.

Tentunya ini selain hasil kerjasama tim, lanjutnya, juga ada campur tangan Allah SWT yang selalu menolong hambanya ketika mengalami kesulitan. “Doa, usaha, serta sabar menjadi kuncinya,” ungkapnya.

Gadis Sumatera yang merantau di Jakarta itu bercerita selama menghadapi permasalahan perusahaannya tersebut, ternyata juga membawa pengaruh yang begitu besar ke dalam kehidupan pribadinya hingga ia diingatkan oleh ibunya tentang bagaimana hubungannya dengan Sang Pencipta.

“Saya sadar permasalahan yang saya hadapi ini, mungkin teguran dari Allah SWT, karena terlalu sibuk dengan urusan keduniaan, hingga lupa dengan urusan akhiratnya. Dan alhamdulillah, sekarang saya merasa urusan dunia dan akhirat jauh lebih baik, bahkan jika ada permasalahan yang datang, saya dengan mudah menemukan solusinya,” ungkapnya.

Terlepas dari itu, ia berharap seperti apapun permasalahan yang dihadapi, urusan akhirat dan dunia tetap harus seimbang. “Dan selalu bersyukur dengan apapun yang dimiliki saat ini, serta menomor satukan urusan ibadah,” ujarnya.

Selanjutnya ia berpesan kepada generasi muda LDII yang ingin atau baru memulai usaha di bidang apapun sebagai langkah awal ialah fokus ke soft skill development, mengatur plan dan strategi manajemen finansialnya, memperbanyak relasi, “Dan yang paling penting faham akan ilmu agama. Karena itu sebagai pondasi yang kuat dalam mengimplentasikan baik itu dalam urusan dunia maupun akhiratnya,” tutupnya. (Eva).


Post a Comment

Previous Post Next Post