Wacana mengenai perempuan Indonesia harus berdaya mulai menggema sejak awal abad 20. Kemauan mereka untuk maju didesak oleh cita-cita memberdayakan dirinya sendiri, dan keinginan untuk membantu dan membangun orang lain. Bagi perempuan kekuatan adalah bentuk keyakinan yang menyala dan berkobar-kobar dari dalam hatinya untuk melahirkan generasi yang lebih baik dari dirinya.
Dalam perjalanan membangun keberlanjutan global yang tertera dalam Sustainable Development Goals (SDGs) menyebutkan no one left behind atau tidak ada satu pun yang tertinggal. Dengan demikian SDGs menempatkan perempuan sebagai salah satu sumberdaya manusia yang aktif berperan untuk memajukan diri, memperoleh pengetahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilannya. Bonus demografi juga menjadi tantangan untuk memanfaatkan struktur penduduk dengan kelompok perempuan usia produktif yang dapat menjadi modal dasar, khususnya dalam aspek pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan perekonomian.
Dinukil dari situs organ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UN Women, 37 persen wanita tidak menggunakan internet. 259 juta lebih sedikit perempuan yang memiliki akses ke internet dibandingkan laki-laki, walaupun jumlah mereka hampir setengah dari populasi dunia. Dengan itu PBB mengusung tema Hari Perempuan Internasional 2023 “DigitALL: Inovasi dan Teknologi untuk Kesetaraan Gender”. Tema yang berfokus pada peran teknologi dan pendidikan digital secara global bagi kaum perempuan.
Pemberdayaan perempuan pada era teknologi digital memungkinkan terbukanya peluang untuk membangun diri dan lingkungannya. Jika perempuan tidak memperoleh akses dan kontrol pada sumberdaya tersebut dan tidak memiliki kemampuan dalam penggunaannya, maka mereka tidak dapat mengembangkan keterampilan digital. Padahal kemampuan tersebut sangat penting untuk pengembangan diri, sekaligus menghadapi kehidupan masa depan — khususnya pada peran pendidikan bagi generasi digital native.
Untuk itu, perlu menggerakkan semangat dan ketangguhan para perempuan untuk terus menumbuhkan dan memberdayakan dirinya. Menjadi perempuan berdaya adalah menjadi seseorang yang mampu mengambil keputusan, teguh memfokuskan diri, mengerahkan energi dan perhatiannya pada apa yang bisa dilakukan. Perempuan yang berdaya memiliki dampak ke banyak hal. Pada peran keluarga misalnya, peran perempuan sebagai Ibu, “Al-ummu madrasatul ula” madrasah atau sekolah pertama bagi anaknya.Apabila para perempuan dipersiapkan sebelumnya, maka sama dengan telah mempersiapkan generasi terbaik. Pada lingkup ruang publik perempuan juga dapat berpartisipasi dalam tugas-tugas sosial di bidang kesehatan, ekonomi,kesejahteraan, lingkungan dan lainnya.
Pada perjalanannya memang ada beberapa hal yang perlu dikuatkan terlebih dahulu oleh diri perempuan itu sendiri. Pertama, perempuan harus menjadi sosok yang percaya diri, memiliki kemauan kuat dari dalam diri sendiri bahwa dirinya ingin maju. Mampu mengubah pola pikir diri sendiri, memiliki karakter membangun dengan keterlibatan dalam berbagai hal di lingkungannya. Kedua, restu dan dukungan keluarga. Ketiga, saling menguatkan antarperempuan, memberikan inspirasi, serta berbagi cerita.
Pada akhirnya perempuan berdaya adalah perempuan yang mampu membangun kesadaran diri tentang apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dikerjakan. Terhubung dengan diri sendirinya, memahami sepenuhnya bagaimana mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi dalam dirinya. Menciptakan ruang eksplorasi bagi diri dan mengenal diri sendiri, Mengerti apa kebutuhan dirinya, lalu menerima dan mensyukurinya. Menggunakannya untuk mengembangkan dan membentuk dirinya sendiri.
Walau seringkali para perempuan tidak terlihat dan tidak bersuara keras, daya tahan, keyakinan, kesabaran, ketangguhan memperjuangkan sesuatu, kemampuan memberi dorongan kepada orang lain, sekalipun dalam kondisi ketidaknyamanan, menjadi satu kekuatan tersendiri. Dengan berbagai kebaikan yang terberi dalam dirinya, maka perempuan bisa memanfaatkan kesempatannya sebaik mungkin, melakukan ikhtiar semaksimal mungkin, pada segala sesuatu yang diridhoi Allah SWT. Mengajarkan nilai-nilai kebaikan dengan keunikan caranya sendiri-sendiri. Menjadi perempuan yang penuh manfaat kebaikan dan kasih sayang bagi dirinya, keluarganya dan lingkungannya.
Selamat Hari Perempuan Indonesia!
Ketua DPP LDII Korbid Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK), Dr. Hj. Siti Nurannisaa Paramabekti