Sekolah Pamong Indonesia Angkatan Kedua Digelar di Ponpes Wali Barokah Kediri

Sekolah Pamong Indonesia Angkatan Kedua Digelar di Ponpes Wali Barokah Kediri


Kediri.  DPP LDII kembali menggelar Sekolah Pamong Indonesia (SPI). Penyelenggaraan SPI angkatan kedua itu, dihelat di Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Tmur. Acara tersebut dimulai pada 19 hingga 23 Februari 2023. Kegiatan itu diikuti 136 peserta dari perwakilan satuan pendidik yang bernaung di bawah LDII.

Ketua DPP LDII Bidang Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP), Basseng menjelaskan mengenai terbentuknya SPI angkatan kedua, “Dasar hukum terselenggaranya acara ini sesuai dengan keputusan Munas VII LDII tentang pengembangan SDM LDII. Sekaligus melanjutkan, hasil Munas IX LDII tahun 2021 tentang delapan bidang kontribusi LDII untuk bangsa,” ujarnya.

Ia mengatakan, seluruh stakeholder yang membentuk karakter pada peserta didik harus fokus terhadap program bidang pendidikan di lingkungan LDII. Stakeholder itu meliputi kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, tenaga pendidik, orang tua sampai dengan pamong.

“Pamong memainkan peranan yang signifikan dan penting dalam membentuk karakter profesional religius pada setiap siswa-siswi pada satuan pendidikan,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, peserta yang hadir dipilih dan diseleksi dan dipilih oleh institusinya, karena dianggap memiliki potensi. Harapannya, setelah lulus dari SPI, para peserta bisa menjadi pamong yang profesional religius.

“Kami menyelenggarakan SPI agar pamong yang mendampingi setiap peserta didik di asrama, sekolah, boarding school, ponpes, memiliki kompetensi untuk menanamkan karakter Tri Suskes dan enam tabiar luhur. Pamong perlu memiliki pengetahuan keterampilan untuk membangun karakter tersebut,” ujar Basseng.

Sebagai langkah awal, LDII memulai dengan meningkatkan kompetensi para pamong yang nantinya menjadi pengganti orangtua santri dan peserta didik. “Oleh karena itu, saya berharap para peserta dapat mengikuti program SPI ini dengan sungguh-sungguh, sehingga tujuan SPI dapat tercapai sesuai harapan kita semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah (PPWB) KH Sunarto mengatakan, di PPWB juga ada satuan pendidikan formal, yaitu TK dan Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren (PKPPS) Wustha-Ulya, serta non formal, yaitu Lembaga Pendidikan Al-Quran (LPQ) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT).

“Oleh karenanya kami mengirimkan 10 orang peserta, yang terdiri dari perwakilan guru Bimbingan Konseling (BK), guru, pamong, dan tenaga pendidikan dari lembaga tersebut. Selain itu, kami mengutus dua orang alumni SPI Angkatan ke-1 sebagai co-fasilitator,” ucap KH Sunarto.

Kompetensi yang dibangun, lanjutnya, pada penyelenggaraan SPI ini meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap pamong dalam pendidikan karakater profesional religius, yang meliputi tri sukses, empat tali keimanan, enam tabiat luhur dan prinsip kerja bener-kurup-janji.

“Kompetensi ini diindikasikan dalam kemampuan Tupoksi pamong, kepribadian pamong, psikologi pembelajaran, pedagogi, sosial, pendampingan dan pengasuhan, serta konseling,” lanjutnya.

Selama lima hari para peserta mendapatkan materi dan pengetahuan kepamongan dari para pemateri yang berkompeten di bidangnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post