Jakarta. Tanggal 28 Oktober 2022 diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Dicetuskan sejak tanggal 28 Oktober 1928, merupakan cita-cita luhur yang melampaui zamannya. Para pemuda saat itu menyatakan bangkitnya suatu bangsa, jauh sebelum negara berdiri. Sumpah Pemuda merupakan modal dasar penting kemerdekaan Indonesia pada 1945.
Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, menyebut Sumpah Pemuda sebagai wujud dari keinginan untuk membangun dan mengkonstruksi bangsa Indonesia sebelum merdeka. "Sumpah Pemuda membuahkan hasil sumpah setia para pemuda di Indonesia yang berisi tentang semangat persatuan dan rasa cinta terhadap tanah air,” ujarnya.
Lebih lanjut, Singgih memaparkan kondisi bangsa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda. Terfragmentasi dalam pelbagai golongan kelompok dan suku bangsa yang memiliki ikatan primordial (paling dasar) terutama berdasarkan kesukuan. Semangat “Bersatu Bangun Bangsa”, menjadi tema Sumpah Pemuda 2022. Para pemuda saat itu akhirnya bersatu untuk membangun bangsa yang baru.
“Mereka berusaha membentuk suatu bangsa baru, dinamakan bangsa Indonesia. Mereka berkeinginan memerdekakan diri dari (penjajahan) Belanda. Serta memiliki tujuan satu, membangun suatu bangsa bersama menuju masyarakat yang lebih makmur dan bebas dari penjajahan,” ungkapnya.
Dengan kondisi tanpa tanah air, para Pemuda mendeklarasikan lahirnya bangsa dan negara serta bahasa Indonesia. “Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, mereka berhasil jadi sebuah bangsa yang memiliki wilayah teritorial, yang disebut bangsa Indonesia,” tuturnya.
Menurut Singgih, Sumpah Pemuda 1928 adalah bentuk kesepakatan atau kontrak sosial akan lahir sebuah negara bangsa. Proses Indonesianisasi dan bertanah air satu, lahir pada 1945. Deklarasi Juanda pada 1957 meneguhkan wilayah Indonesia.
Singgih menegaskan pula cita-cita Sumpah Pemuda harus terus dirawat, dengan mewujudkan harapan para pendiri bangsa, "Cita-cita Sumpah Pemuda harus diwujudkan. Dengan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,” ujarnya.
Ia mengingatkan kepada generasi muda saat ini dan masa mendatang harus menyadari bahwa Sumpah Pemuda menjadi perjanjian luhur untuk mengatasi berbagai persoalan dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan UUD 1945, “Masa depan Indonesia tergantung dari cara berpikir generasi muda terhadap jiwa dan semangat dari Sumpah Pemuda,” tegasnya.
Generasi muda harus berani mengambil sikap dan resiko, untuk mewujudkan Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa Indonesia.
Bekerja Keras untuk Pemenuhan Hak-hak Sipil
Senada dengan Singgih, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menuturkan Sumpah Pemuda adalah perekat bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Namun, romansa sejarah yang dirawat dengan baik, akan menghadapi tantangan global, “Saya sepakat, bahwa generasi muda harus menempuh berbagai risiko untuk melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa, hingga ratusan tahun ke depan,” ujar KH Chriswanto.
Sejarah telah mencatat pada abad 20, terdapat negara-negara yang kuat bubar tidak sampai satu abad, “Uni Sovyet bubar dan gagal mewujudkan utopia sosialisme. Di abad 21 negara-negara Barat yang maju sedang diuji demokrasinya. Yang mereka anggap bisa membawa kemakmuran. Nyatanya, Amerika Serikat dan Uni Eropa yang demokrasi itu, sedang krisis ekonomi yang mengarah ke krisis sosial,” ungkapnya.
Hal ini jadi pengingat bagi kita semua, cita-cita bangsa harus diperjuangkan dengan memenuhi hak-hak sipil, yakni mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, “Sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa, dan termaktub dalam Pembukaan UUD 1945,” imbuh KH Chriswanto.
Ketua Umum DPP LDII mengajak segenap elemen masyarakat, untuk kembali mengingat pesan Sumpah Pemuda. Kemudian membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan, “Pemerintah tentu butuh masukan. Hari ini, masukan dan kritik sangat diperlukan, tapi juga yang terpenting adalah solusi. Ormas (Organisasi Kemasyarakatan) bisa membantu pemerintah, dengan mengisi ruang-ruang yang tak tersentuh pembangunan. Itulah konsep masyarakat madani, di mana rakyat aktif membantu dan bersinergi dengan pemerintah,” pungkas KH Chriswanto.