Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso memberi pembekalan “Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) DPD LDII Jakarta Utara”, yang dihelat di Villa Purnama, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu-Minggu (17-18/9).
Di hadapan 105 peserta LDK, KH Chriswanto Santoso menegaskan seorang pemimpin harus bisa mengatur diri sendiri sebelum mengatur orang lain. Semua bermuara dari komitmen dan keteladanan.
“Banyak hal yang menyebabkan rakyat kehilangan kepercayaan pada pemimpin. Maka pimpinan harus memberi contoh keteladanan. Kepemimpinan lebih mengarah bagaimana kita bisa menjadi panutan,” ujarnya.
Ia memaparkan, keteladanan menjadi sebuah proses yang penting untuk membangun kepercayaan. Jika kepercayaan sudah terbangun, orang yang mengatur akan bijak, dan orang yang diatur akan merasa rida.
Chriswanto selanjutnya memaparkan bagaimana sukses untuk mengatur orang lain. Pertama, terhadap rekan untuk selalu berpikir positif. “Kalau mencari-cari kejelekan pasti akan ada,” jelasnya.
Kedua, di dalam proses kerja sama ada unsur pengorbanan. “Tidak mungkin team building terbentuk ketika tidak melakukan pengorbanan,” ungkapnya.
Ketiga, taat asas kepemimpinan. “Kepemimpinan kolektif kolegial yang taat pada asas adalah kunci untuk menjadikan organisasi semakin baik,” urai Chriswanto.
Keempat adalah berkomunikasi dengan baik. Tidak harus menang dalam komunikasi, tetapi kuncinya adalah keinginan untuk mencapai tujuan bersama.
“Di LDII, kepemimpinan terkait moralitas yang basisnya agama. Jika kita melihat tagline SDM profesional religius, profesional itu bidangnya dalam bingkai religiusitas berupa alim fakih, berakhlakul karimah, dan mandiri. Generasi muda di grass root harus rajin menggali ilmu agama, berikutnya tinggal switching kepahaman agama dengan ilmu kepemimpinan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII DKI Jakarta Teddy Suratmadji menambahkan, LDK itu sangat penting, karena setiap orang harus bisa menjadi pemimpin. Minimal menjadi pemimpin di keluarga. LDK untuk generasi muda ini adalah mempersiapkan calon-calon pemimpin di masa depan.
“Regenerasi tentunya tidak dimaksudkan lulusan LDK kemudian minta dijadikan pemimpin di organisasi. Itu tidak boleh dalam agama. Melainkan ketika mendapat amanah untuk menjadi pemimpin, maka lulusan LDK ini akan lebih bisa menjalankan amanahnya. Dan ini menjadi ibadah,” ujarnya.
Selanjutnya, Ketua DPD LDII Jakarta Utara Irfan Adhuhya menjelaskan, LDK diisi berbagai narasumber. Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dengan materi “Membangun Kepemimpinan Profesional Religius dari Perspektif Alquran dan Alhadits”. Dewan Penasehat DPD LDII Jakarta Utara, Tri Gunawan Hadi dengan materi “Membangun Kepemimpinan yang Berintegritas”, dan Kombes Pol. Purn. H. Supriyono dengan materi “Minat dan Bakat”.
“Alhamdulillah kegiatan yang dilaksanakan dua hari ini dapat dibuka langsung oleh Walikota Jakarta Utara yang diwakili oleh Kasudin Wilayah 1 dan 2 Pendidikan Kotamadya Jakarta Utara, H. Juarto, serta disambut dan dibekali oleh Ketua DPW LDII Provinsi DKI Jakarta Teddy Suratmadji,” ujarnya.
Juarto mengungkapkan, acara tersebut dapat menjadi trigger untuk membina generasi muda menjadi calon penerus bangsa yang akan datang.
“Kami dari perwakilan pemerintah Kotamadya Jakarta Utara, menyampaikan selamat pada peserta LDK LDII, semoga ini bisa menjadi wadah yang tepat untuk membina generasi muda penerus bangsa dan penerus organisasi. Sehingga bisa menjadi kader penerus masa depan,” ujarnya.
Di LDK ini, generasi muda LDII Jakarta Utara khususnya diharapkan dapat memahami kondisi yang terjadi baik dinamika politik maupun sosial budaya yang ada di masyarakat. Mereka juga dapat memahami langkah LDII membentuk generasi profesional religius dan ikut serta berperan dalam pembangunan masyarakat di Kota Administrasi Jakarta Utara. (Khoir/Lines).