SLEMAN. Remaja putri LDII Sleman menggelar pengajian yang membahas tentang kesucian dengan tema “Menjaga Kesehatan dan Kesucian Saat Haid” Minggu (3/7/2022). Kegiatan ini diadakan secara online melalui zoom di titik studio mini yang dihadiri oleh 506 peserta mulai dari usia SMP hingga remaja usia 30 tahun yang belum menikah.
Tema dipilih karena perempuan ketika baligh akan mengalami haid atau menstruasi, maka penting bagi remaja putri untuk mengetahui cara menjaga kesehatan saat haid dan cara bersucinya. Sesuci atau taharah harus segera dilakukan ketika haid selesai agar bisa beribadah kembali. Remaja putri juga harus tahu kapan waktunya bersuci dan bagaimana cara bersuci yang benar.
Dihadiri oleh dua pemateri yaitu Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Yani Widyastuti, S.Si.T., M.Keb. yang akan menerangkan dari sudut pandang kesehatan dan Mubalighot Catur Faizati yang akan menerangkan dari sudut pandang agama. Kepada remaja putri LDII, Yani berpesan agar menjaga kesehatan, menjaga kebersihan dan merawat dirinya ketika sedang haid. Serta lebih memperhatikan ketika sudah baligh dengan beragam perubahan yang dialami dan dapat menjaga batasan dengan lawan jenis.
“Remaja putri hendaknya memperhatikan kebersihan diri, mengonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, mengelola emosi atau stres, dan menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya,” ujar Yani. Menjaga kesehatan dan kesucian saat haid sangat penting, maka remaja putri LDII harus lebih peka terhadap diri sendiri dan harus tegas dalam menghukumi diri sendiri terutama ketika bersuci. Karena yang mengalaminya adalah dirinya sendiri dan yang harus menanganinya tentu diri sendiri.
“Mengetahui seluk beluk tentang haid tentunya akan menjadi pengetahuan dasar dan penting agar saat wanita mulai baligh dan terkena kewajiban syariat, dia sudah tidak perlu galau lagi jika kedatangan tamu bulanannya,” kata Ustadzah Catur Faizati atau yang akrab dipanggil Izza ini. Diketahui, antusias peserta dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Terbukti ada peserta yang sedang di luar kota namun tetap mengikuti secara online. Bahkan tidak hanya remaja putri, beberapa dari kalangan ibu-ibu juga mengikuti secara online dari rumah masing-masing. (jogjakeren.)