DIY, LDII. DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerima kunjungan studi banding moderasi beragama Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Kota Bitung, Sulawesi Utara pada Senin (20/6/2022).
"Kami senang bapak ibu bisa berkunjung ke Kota Yogyakarta. Kalau Kota Yogyakarta disebut kota toleran kami sangat senang," kata Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D.
Dalam sambutan pembukaannya, Atus menekankan upaya-upaya untuk bersinergi dan berkolaborasi. Alih-alih saling mencela, kini saatnya untuk memandang kelebihan-kelebihan yang dipunyai untuk disatukan. Selain persatuan dan kesatuan, dosen Universitas Gadjah Mada ini pun mengingatkan pula bahwa Indonesia memiliki konsensus kenegaraan, yakni Pancasila sebagai dasar negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), UUD 1945, dan bhineka tunggal ika.
Saat ini, LDII DIY mengelola lebih dari 300 majelis taklim. Sebagian di antaranya berdampingan dengan gereja, candi, dan pura. “Kami terus menasehatkan kepada semua warga LDII untuk mengembangkan sikap toleransi, berbudi luhur, saling membantu, dan bergotong royong. Bagaikan orang naik tangga sedikit demi sedikit, maka hasilnya akan semakin tinggi,” jelas Atus.
Sementara Ketua BKSAUA Kota Bitung Pdt. Venda Pangerapan, M.Th. melalui kunjungan ini berharap LDII terus mengambil bagian dalam kerja bersama di antara beberapa agama yang diakui dan dijamin oleh pemerintah. "Hal ini untuk menjawab kerinduan kita dalam hidup berdampingan antara satu dengan yang lain, sekalipun ada perbedaan namun perbedaan itu bukan menjadi pemicu adanya perdebatan atau pertikaian. Namun kita akan bergandengan tangan untuk mewujudkan kehidupan yang saling mendukung, menghormati dan menghargai satu sama lain," paparnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, dengan adanya moderasi beragama, sebagai tokoh agama mampu meminimalisir gejala yang akan menimbulkan perpecahan di antara agama yang telah hidup dalam kerukunan. "Jadi, baik LDII maupun BKSAUA sangat terbantu untuk mewujudkan apa yang diharapkan yaitu kerukunan antar umat beragama. Kerja dari BKSAUA ini juga bagian dari sinergi dengan Pemerintah Kota Bitung," tutupnya.
Pada kesempatan itu, hadir dari LDII DIY wakil ketua H. Anji Sujiman, S.H., M.M. yang merupakan anggota FKUB Kabupaten Sleman, bendahara H. Yosa A. Alzuhdy, S.S., M.Hum., wakil bendahara Ir. H. Djaka Barata, anggota Biro Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan H. Dody Irawan, S.E., anggota Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah Ust. Endri Sulistyo, dan anggota Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Ira Fatmawati. Peserta terdiri dari tokoh enam agama yang berjumlah lima belas orang.
Sementara dari BKSAUA turut hadir sekretaris Pdt. Robby Kawengian, S.Th., S.Pd., MAP., yang juga Kabag Kesra Pemerintah Kota Bitung, lalu Kabag Sumberdaya Alam, Kasubbag Bina Mental Spiritual, beserta jajaran dan tokoh-tokoh dari 6 agama.
Pada kesempatan itu pula, para peserta disuguhi karya kreatif warga LDII berupa kain ecoprint bermotifkan jenis-jenis daun simbol toleransi. Ecoprint merupakan teknik pemindahan motif alam ke dalam suatu media, bisa berupa kain, kertas, hijab, pakaian, sajadah, bahkan keramik. Teknik ecoprint tersebut menggunakan bahan alami sehingga ramah lingkungan, mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Adapun motif ecoprint dapat disesuaikan dengan selera dan kreativitas masing-masing.