LDII KALSEL Ikuti Pelatihan Pembuatan Pakan Sapi

LDII KALSEL


LDII KALSEL – Belasan Peternak dari berbagai kelompok tani di desa Kunyit Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut merasa senang karena mendapatkan pelatihan pembuatan pakan sapi.

Subandi, salah seorang peserta mengaku puas dan mendapat pengatahuan baru tentang cara membuat pakan sapi.

“Alhamdulillah saya jadi tahu cara pengawetan pakan, sehingga nantinya saya tidak perlu cari rumput tiap hari untuk sapi-sapi saya. Terima kasih kepada Kepala Desa dan Instruktur yang telah mengadakan pelatihan ini. Semoga kami terus dibimbing”, kata Subandi.

Ketersediaan pakan adalah faktor utama keberhasilan beternak hewan ruminansia (kambing dan sapi).

“Bahkan boleh dikatakan 80% faktor keberhasilan ternak kambing dan sapi adalah ketersediaan pakan”, jelas Ir. Anton Kuswoyo, S.Si., M.T. saat memberi pelatihan tentang pembuatan pakan sapi (11/11).

Para peternak kambing dan sapi, imbuhnya harus bisa berinovasi agar dapat memenuhi kebutuhan pakan hewan ternaknya dengan baik.

“Selama ini para peternak umumnya mencari pakan dengan cara ngarit setiap hari. Tidak peduli panas maupun hujan, tiap hari harus melanglang buana ke berbagai tempat untuk mencari rumput” tutur Anton yang dalam kesehariannya juga sebagai ketua DPD LDII Kabupaten Tala.

Melalui pelatihan pembuatan pakan ruminansia, Anton mengajarkan tentang cara mengolah pakan ruminansia sehingga bisa disimpan dalam waktu lama sebagai stok pakan. Jika cara ini diterapkan, maka peternak cukup membuat pakan sehari saja, namun dapat digunakan berminggu-minggu bahkan beberapa bulan.

Anton menjelaskan pakan ruminansia dapat diolah menjadi tiga jenis yaitu hay, silase, dan fermentasi. Pada prinsipnya ketiganya adalah metode pengawetan pakan ternak yang cukup mudah dilakukan. Hay yaitu cara pengawetan pakan dengan cara pengeringan hingga kadar air di bawah 30%. Silase adalah pengawetan pakan dengan cara menyimpan pakan dalam ruang kedap udara dan kandungan airnya antara 30-60%. Sedangkan fermentasi ialah metode silase namun diberi tambahan probiotik.

“Semua jenis hijauan maupun non hijauan dapat diolah dengan ketiga metode tersebut, namun yang juga penting diperhatikan ialah bahwa sebaiknya peternak mau bercocok tanam hijauan agar tidak perlu repot mencari rumput liar yang keberadaannya kian sulit ditemui”, tutur Anton lagi.

Anton juga menjelaskan bahwa tanaman hijauan pakan ternak (HPT) memiliki nutrisi yang jauh lebih baik dibandingkan rumput liar. Sehingga kalau memiliki tanaman HPT, pertumbuhan hewan ternak pun akan jauh lebih baik. Beberapa HPT yang dapat dibudidayakan diantaranya rumput gajahan, napier pakchong, red napier, odot, gama umami, gamal, indigofera, kaliandra, angsana, dll.

“Jangan lupa, selingi tanaman HPT dengan berbagai jenis tanaman buah seperti alpukat, jambu kristal, pisang, dll. Agar nantinya sumber incomenya tidak hanya dari HPT, tapi juga dari hasil panen buah-buahan”, pesan Anton.

Pj. Kepala Desa Kunyit, Dedy Waluyo, mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan program desa menggunakan anggaran dana desa.

Dirinya berharap setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, warganya yang mayoritas peternak sapi tradisional ini dapat menerapkan ilmu pembuatan pakan sehingga dapat mewujudkan peternakan yang lebih modern dan intensif. (ril)

Post a Comment

Previous Post Next Post