Mengingatkan kebesaran Tuhan berupa keindahan langit di malam hari, Daljono menciptakan lagu Bintang Kecil, terdiri dari empat baris yang mudah dibaca, dihafal dan dinyanyikan, bahkan anak PAUD sekalipun.
Bintang kecil, di langit yang tinggi
Amat banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
jauh tinggi ke tempat kau berada
Namun tanpa disadari, keceriaan anak - anak zaman milenium yang tinggal di kota metropolitan dan dipenuhi bangunan gedung pencakar langit dengan sorot cahaya lampu ribuan watt, saat mendendangkan lagu Bintang Kecil tentu berbeda dibandingkan puluhan tahun silam, manakala malam hari tampak jelas langit yang bertaburan gemerlap cahaya bintang.
فَقَضَىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَـٰوَاتٍۢ فِى يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِى كُلِّ سَمَآءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَـٰبِيحَ وَحِفْظًۭا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Surat Fusshilat (41) ayat 12]
Kegusaran hal serupa juga dirasakan sebagian besar aktivis pegiat lindungan lingkungan akan dampak perubahan iklim global. Yayasan WWF Indonesia termasuk yang aktif mengkampanyekan Earth Hour, sebuah program ajakan mematikan lampu selama satu jam sejak pukul 20.30 waktu setempat. Dilaksanakan setiap hari Sabtu minggu terakhir bulan Maret di setiap tahun. Diawali tahun 2009 di Indonesia hingga sekarang.
Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai tantangan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia. Hal ini mempengaruhi seluruh bagian bumi, dari wilayah kutub hingga daerah tropis, dari gunung hingga lautan. Dampaknya telah dirasakan oleh manusia dan alam di seluruh dunia: menurunnya persediaan air bersih, perubahan cuaca ekstrim yang intensitas dan frekuensinya terus meningkat, kebakaran hutan, hingga matinya terumbu karang di lautan.
“2021 adalah tahun yang krusial bagi umat manusia. Ketika dunia mencoba membalikkan keadaan dan kembali pulih dari pandemi COVID-19, kita perlu menempatkan alam sebagai solusi utama bagi upaya pemulihan kehidupan didunia untuk memastikan masa depan ekonomi dan masyarakat kita. Earth Hour menjadi momen persatuan bagi individu, pemimpin dan pecinta lingkungan, untuk bersama-sama menyerukan tindakan dan aksi nyata demi menjaga hubungan manusia dan alam, serta mengamankan kehidupan di dunia," ujar Dr. Dicky Simorangkir, CEO Yayasan WWF Indonesia.