LDII Manokwari : Sabar Dalam Pandemi

MANOKWARI,— DPD LDII Manokwari mengadakan pengajian se-Manokwari yang mengambil tema Strategi Beribadah di Masa Pandemi dan Pencegahan Penyebaran Covid-19. Pengajian ini berlangsung di Masjid Al-Ikhlas, Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari-Papua Barat, Minggu.

ldii manokwari

Menurut Ketua DPD LDII Manokwari, Soleman Paputungan, kegiatan pertemuan dalam bentuk  pengajian rutin awal tahun ini sangat penting dilaksanakan mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum mereda, sementara warga LDII memiliki intensitas pengajian rutin yang minimal dilaksanakan 2-3 dalam sepekan.

Muballigh Edi Susilo yang juga adalah Dai Kamtibmas Polda Papua Barat yang dipercaya mengisi pengajian kali ini mangingatkan, agar warga LDII tetap harus menjaga protokoler kesehatan yang ketat dengan menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan serta menjaga imun tubuhnya masing-masing dengan penambahan minuman jamu dan vitamin-vitamin lainnya.


Edi Susilo juga menegaskan sebagaimana diriwayatkan dalam hadist nabi bahwa masa pandemi sudah pernah diceritakan pada jaman dahulu kala dimana nabi memerintahkan supaya tetap sabar berdiam di daerahnya masing-masing sampai wabah ini hilang dengan sendirinya, hal ini dapat dipraktekan saat ini dimana pemerintah menerapkan work from home, di rumah saja, PSBB dan lain-lain.


Menyadur dari peristiwa perang dengan Raja Jaluth dimana kunci dari kemenangan adalah 3 Sabar, sabar yang pertama adalah sabar dengan mengikuti perintah pemimpin perang, bagi yang melanggar berarti ditanggung sendiri, diceritakan saat itu dalam keadaan panas terik pasukan perang melewati sebuah sungai yang airnya sejuk dan menyegarkan, semua pasukan senang melihatnya namun ketika diperintahkan untuk hanya meminum dengan sekali teguk banyak yang melawan, akhirnya banyak yang kekekanyangan dan tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan, apalagi berperang, hal ini dapat dipraktekan saat ini dimana semua himbauan pemerintah seperti menerapkan 3 M walau melelahkan, mambosankan dan mungkin tidak menyenangkan harus kita laksanakan.


Sabar yang kedua, adalah tetap terus bersemangat, artinya walau dalam keadaan sulit dan susah sebagai warga negara yang baik tetap kontinyu dalam menerapkan protokoler kesehatan, istilah terkini jangan kendor. Sabar yang ketiga, adalah sabar terhadap musibah yang ada, bahwa segala sesuatu yang tidak menyenangkan itu semua adalah musibah, jadi supaya tetap berdoa untuk keselamatan diri sendiri dan kita semua


Untuk itu bagi warga LDII diharapkan kesabarannya untuk bisa bertahan dimasa pandemi dan tetap semangat menjalankan ibadah pengajian dengan protokoler kesehatan yang ketat, disamping menjaga jarak, teknis pertemuan bisa diatur/digilir agar tidak menumpuk apabila dirasakan kurang sehat maka sebaiknya supaya tidak dipaksakan dan sebaiknya istirahat sampai kondisi dalam keadaan fit sehat kembali, demikian Edi Susilo menambahkan dalam arahannya.(rls/kp1)

Post a Comment

Previous Post Next Post