Contoh Nasehat Idul Adha 1441 H

۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَـٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ لَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ ۖ وَنُودُوٓا۟ أَن تِلْكُمُ ٱلْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُون أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ  وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعبده رَسُولُ اللهِ
اَمَّا بَعْدُ
اَللهُ اَكْبَرُاَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

Alhamdulillahi robbil’alamin, mengawali kalimat pada pagi ini mensyukuri atas nikmat karunia, taufiq dan hidayah  yang telah dilimpahkan Alloh kepada kita. Termasuk diantaranya berupa nikmat kesehatan dan kelonggaran, sehingga pagi ini 10 Dzulhijjah 1441 bertepatan dengan tanggal 31 Juli 2020 kita bisa hadir di halaman Masjid Barokah ini untuk melaksanakan amal sholih ibadah sholat Idul Adha secara berjama’ah.

Sholawat dan salam semoga senantiasa atas Nabiyulloh Muhammad SAW, beserta keluarga beserta dan para sahabatnya. 
Termasuk juga mensyukuri para perantara agama atas keikhlasan dan ketulusannya dalam memperjuangkan, meneruskan, dan menghidupkan syiar agama Islam, sehingga risalah dan syariat Islam ini tetap ada dan mulia di bumi Alloh. Li I’lya kalimatillahi hiya al’ulya
Kepada Bapak, Ibu, Jama’ah kaum muslimin dan muslimat atas sakdermo dan kesabarannya, disyukuri dengan kalimatخَيْرًا  جَزَاكُمُ اللهُ 

Bapak. Ibu, Saudara Jama’ah, muslimin muslimat yang berbahagia,
Telah kita bersama bahwa saat ini kita, bangsa Indonesia dan bahkan hampir seluruh dunia masih dalam situasi pandemic covid-19, wabah virus corona yang telah menelan banyak nyawa dimana hingga saat ini masih belum ditemukan vaksin nya. Berita terakhir, para ilmuwan telah melakukan ujicoba vaksin untuk dikemudian dilihat hasilnya. Semoga Alloh memberikan ilham, kelancaran dan keberhasilan ujcoba tersebut
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ
Amiin !
Bapak Ibu Saudara Jama’ah, sebagaimana amanat instruksi bapak Presiden RI beserta jajarannya, upaya untuk mencegah, menghindari dan meminimalisir penyebaran covid-19, maka diingatkan Kembali agar kita tetap memperhatikan protocol Kesehatan disetiap aktifitas individu maupun social. Diantaranya, selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, memakai masker dan social distancing/menjaga jarak. 
Semoga Alloh paring barokah.

Bapak Ibu Saudara Jama’ah muslimin muslimat yang berbahagia,
Sebagai orang iman, kita harus memahami bahwa musibah dan cobaan itu datangnya dari Alloh Sang Penguasa Dunia Langit dan Seisinya, sehingga sepantas dan seharusnya apabila musibah atau cobaan itu datang, maka pilihan yang bijak adalah dengan bersabar, tabah dan segera isti’rja dengan mengucapkan kalimat :
ﺇِﻧَّﺎ ﻟِﻠّﻪِ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺭَﺍﺟِﻌُﻮْﻥَ 
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali.” 
Dan dilanjutkan dengan membaca doa :ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺟِﺮْﻧِﻲ ﻓِﻲ ﻣُﺼِﻴْﺒَﺘِﻲ ﻭَﺍﺧْﻠُﻒْ ﻟِﻲ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬَﺎ 
“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpakudan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”

Dalam surat al Baqoroh 155 -156

 وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ 
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 


ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ 
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun

Terhadap musibah/cobaan, kita agar tetap selalu husnudzon billah – berprasangka  baik kepada kepada Alloh saja, barangkali Alloh mempunyai rencana untuk meninggikan ‘derajat’ kita di surga. 
Alloh berfirman,


أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌۭ 
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. [Surat Al-Baqarah (2) ayat 214]

Bapak Ibu Saudara Jama’ah yang dirohmati Alloh,
Kemarin tanggal 9 Dzulhijjah merupakah hari dimana Haji dimulai, Alhajju ‘Arofah , untuk tahun ini akibat dampak pandemic coivd-19 Pemerintah Saudi membatasi jumlah jamaah haji sekitar 1000 orang baik dari penduduk setempat maupun warga yang mukim di Saudi dengan memberlakukan protocol Kesehatan yang sangat ketat 
Kita doakan semoga, saudara – saudara muslim yang sedang menunaikan ibadah haji diberikan keselamatan, keamanan, kelancaran dan kebarokahan. Menjadi amalan maqbulan serta haji mabrur.
Sementara bagi kita yang tidak menunaikan ibadah haji, pada tanggal 9 dzulhijjah dapat mengerjakan amalan sunah yaitu puasa yaum ‘arofah. Sebagaimana sabda Nabi :


صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)


عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ  
Dari Ibnul Musayyab ia berkata, Aisyah berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari 'Arafah, sebab pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat seraya berfirman: 'Apa yang mereka inginkan? '" HR Muslim

Dan sunah lainnya yang hendaknya juga bisa kita kerjakan adalah ‘TAKBIRAN’  sejak setelah sholat dan sholat wajib lainnya, sebagaimana sabda Nabi :


[عن جابر بن عبدالله:] كان رسولُ اللهِ ﷺ يُكبِّرُ في صلاةِ الفجرِ يومَ عرفةَ ، إلى صلاةِ العصرِ من آخِرِ أيّامِ التَّشريقِ ، حين يُسلِّمُ من المكتوباتِ * رواه الدارقطني 
Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rosul SAW membaca takbir (Takbiran) di dalam sholat Subuh paginya hari Arofah (tgl 9 Dzulhijjah) sampai sholat Asar akhirnya hari tasyriq (tgl 13 Dzulhijjah) yaitu ketika Nabi salam dari sholat-sholat wajib.

Bapak Ibu Saudara Jama’ah yang dirohmati Alloh,
Dan hari ini, tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H. diseluruh penjuru dunia gema takbir membahana. Berbondong – bondong kaum muslimin dari yang muda hingga tua menuju ke tempat di laksanakannya sholat Id. 


اَللهُ اَكْبَرُاَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ



Sabda Rosululloh SAW :عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا 
Dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka berbahagialah wahai diri ! “ HR Ibnu Majah.

Marilah kita menyisihkan rezeki untuk turut serta ambil bagian dalam ibadah qurban, apabila tidak mampu satu orang satu hewan qurban, maka bisa juga dengan cara patungan, satu hewan qurban untuk beberapa orang. Demikianlah Alloh Ta’ala memberikan kemudahan kepada hamba Nya dalam beribadah.

Bapak Ibu Saudara Jama’ah yang berbahagia,
Ibadah Sunah berupa menyembelih hewan qurban yang kita kerjakan saat ini tentulah tidak terlepas dari sebab apa yang telah dilakukan oleh Nabiyulloh Ibrahim AS beserta putra beliau Isma’il AS. Manakala keduanya dengan iman, taqwa dan ikhlas Bersama – sama menjalankan amanat perintah Alloh SWT.


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ 
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". [Surat As-Saffat (37) ayat 102]

Dan sebab kesabaran dan ketaatan keduanya, hingga Alloh membalas amal mereka dengan seekor domba menggantikan Ismail AS yang hendak disembelih.


وَفَدَيْنَـٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍۢ 
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. [Surat As-Saffat (37) ayat 107]

Selanjutnya kami mengingatkan bahwa tidak semua muslim diberikan kemampuan dan keluasan rezeki untuk berqurban. Oleh karenanya, sangat penting dan utama agar kita juga bisa berbagi, terlebih di tengah pandemic covid-19. Maka sangat tepat frasa yang diedarkan oleh DPP LDII,  BERBAGI DITENGAH PANDEMI WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA

Sehingga makna qurban ini tidak hanya berhenti di ‘menyembelih hewan qurban’ saja, namun juga tercapai  hakikat qurban sebenarnya yaitu untuk MENDEKATKAN DIRI kepada Alloh.

Bapak Ibu Saudara Jama’ah yang berbahagia,
Ada beberapa esensi hikmah yang dapat dipetik dari amal ibadah qurban, diantaranya adalah  kita sebagai orang iman hendaklah mengikuti tabiat orang – orang mulia yang diutus oleh Alloh di bumi, mereka adalah para Nabi dan Rosul. Mereka adalah manusia pilihan Alloh yang taqwa, taat, tunduk dan patuh pada perintah Alloh. 
Dalam ibadahnya mereka bisa khusyu’  dan tuma’ninah. Sabar dan tabah dalam menjalani ujian dan cobaan di dunia. Hingga akhirnya kemuliaan lah yang diperoleh di penghujung kehidupan. 

Semoga Alloh memberi manfaat dan barokah.





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama