TRIBUN-TIMUR.COM- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dari empat kabupaten/kota di Sulawesi Selatan mengunjungi Pondok Pesantren
(Ponpes) Wali Barokah di Kediri, Jawa Timur.
Peserta
kunjungan antara lain, Ketua MUI Kota Palopo KH
Syarifuddin Daud, Ketua MUI Kabupaten Luwu Timur KH Abdul Azis Rajmal, Ketua
MUI Kabupaten Luwu Utara KH Muhammad Idris, dan Ketua MUI Kabupaten Luwu KH
Muhammad Aswawi.
Safari
lakukan dalam rangka memperoleh informasi terkait kurikulum pondok. Selain itu,
silaturahim dilakukan dalam rangka melihat secara langsung proses pembinaan
calon dai-daiah di lingkup ponpes naungan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
tersebut.
Ketua
Ponpes Wali Barokah KH Sunarto menjelaskan, Ponpes Wali Barokah membina
3.500-an santri. Ponpes ini adalah salah satu dari sekian banyak ponpes dibawah
koordinasi LDII. “Adapun proses belajar mengajar ponpes
ini berkonsentrasi pada bidang agama murni berdasarkan pedoman umat Islam,
Alquran dan Alhadis,” ujarnya di Perpustakaan Majelis Taujih wal Irsyad, Ponpes
Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur, Minggu (20/8/2017).
Di
tempat yang sama, Ketua MUI Kota Palopo KH
Syarifuddin Daud menyatakan, LDII adalah
salah satu organisasi terbesar di Indonesia. “LDII adalah organisasi terbesar
ketiga setelah Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Indikasinya, struktur
organisasinya tersebar mulai dari pusat hingga ke daerah. Walaupun demikian,
strukturnya kedepan masih perlu dikembangkan,” ujarnya.
Ketua
Ponpes Datok Sulaiman Palopo ini mengemukakan, LDII adalah
aset Agama Islam. “Saya sebut ini adalah perjalanan ilmiah. Setelah mendapat
penjelasan, saya mengambil kesimpulan LDII organisasi
yang patut kita contoh. Kita bangga punya organisasi Islam sebesar ini,” ucap
kiai penyandang gelar doktor ini.
Pihaknya
berjanji akan mempererat hubungan antara MUI dan LDII.
Ia merasa bangga dan bersyukur pada LDII.
“Saya berjanji dan berusaha lebih mempererat hubungan antara MUI dengan LDII.
Saya akan pererat hubungan antara LDII dengan
organisasi Islam lain yang ada di kota palopo, sehingga islam bisa tampil
dimana-mana sebagai kekuatan yang besar,” pungkasnya.
Pesantren Wali Barokah, katanya, merupakan aset besar umat Islam. Kedepan, perlu ada perencanaan dan pengembangan yang lebih. “Sehingga pesantren ini bukan hanya milik LDII, tetapi milik umat islam dan bahkan milik seluruh dunia,” katanya.
Salah
satu media yang ia kagumi adalah Majalah Nuansa Persada yang melaporkan
perkembangan LDII di seluruh Indonesia melalui gambar
kegiatannya. Ia berjanji, setelah kembali ke Palopo,
pihaknya akan membantu sosialisasi LDII kepada
masyarakat. “Selama ini, karena kurangnya informasi, masih ada orang tidak
paham dan bahkan sengaja mendiskreditkan LDII,”
sebut kiai yang mengasuh 2.000-an santri ini.
Menurutnya,
komunikasi dan silaturahim antar mubalig perlu dikembangkan. “Sehingga terjadi
integrasi, persatuan mubalig, dan tidak ada sekat,” kata ayahanda Wakil
Walikota Palopo Akhmad Syarifuddin ini.
Dia
mencontohkan kisah Nabi Muhammad SAW tatkala hijrah ke Madinah. “Saat itu,
masyarakat Madinah sangat heterogen, plural, dan banyak suku yang hidup di
dalamnya. Tetapi Nabi mencoba mempersatukannya. Itulah yang dicontohkan
Rasulullah,” jelasnya.
Mantan
Ketua STAIN Palopo ini mengingatkan, saat ini
tantangan yang dihadapi umat Islam yaitu sekularisme dan liberalisme.
Berkelindan dengan itu, dipandang penting membangun wawasan persatuan dan
kesatuan diantara sesama umat Islam. “Kita perlu mempererat hubungan dari
keanekaragaman yang ada. Satukan semua komponen masyarakat yang berbeda-beda.
Kita membangun kebersamaan visi, meskipun misinya berbeda-beda,” paparnya.
Ponpes
Wali Barokah menjadi contoh dan referensi bagi pembina pondok yang lain. “Pesan
kami, mudah-mudahan, pengurus pondok tetap istiqamah membina generasi pelanjut.
Kepedulian dan perhatian kita pada remaja terus ditingkatkan dalam rangka
melanjutkan pembinaan umat,” kata kiai yang pernah menempuh studi di Malang
ini.
Dalam
kunjungan tersebut, Ketua MUI Palopo KH
Syarifuddin Daud mendapat amanah menyampaikan tausyiah dihadapan ribuan
santriwan-santriwati. Selain itu, Ketua MUI berkesempatan memotivasi santri
yang berasal dari Luwu Raya. Di momen silaturahim itu, Ketua MUI se-Luwu Raya
secara langsung melihat proses belajar mengajar di kelas.
Selain
itu, rombongan menyempatkan diri naik ke Menara Asmaul Husna yang berketinggian
99 meter dan berkubah emas. Usai berkunjung ke Ponpes Wali Barokah, Ketua MUI
se-Luwu Raya melanjutkan safari ke Ponpes Gadingmangu, Kabupaten Jombang. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Ketua MUI Palopo Sebut Ponpes Wali Barokah LDII Kediri Aset Umat Islam, http://makassar.tribunnews.com/2017/08/22/ketua-mui-palopo-sebut-ponpes-wali-barokah-ldii-kediri-aset-umat-islam?page=2.
Penulis: CitizenReporter
Editor: Anita Kusuma Wardana
Posting Komentar