STMJ bukan Susu Telur Madu Jahe


Tergerak juga rasanya untuk ikut memberi komentar saat ada seorang ustadz yang menyebut istilah STMJ dalam sebuah tausiyah nya. Awalnya memang istilah STMJ ini banyak dipakai oleh sebuah produsen jamu untuk memberi label pada produknya, yang artinya Susu Telur Madu Jahe, lengket dengan simbol keperkasaan dan kejantanan.Berbeda dengan  produk jamu tersebut, istilah STMJ disini adalah Shalat Terus Maksiat Jalan, lho kok ?
Ada sebagian muslim yang ternyata masih belum memahami Islam secara mendalam, Islam KTP ( mengambil judul Sinetron di TV ). Islam hanya dianut sebatas mengikuti jejak nenek moyang mereka, para pendahulu mereka, atau orang tua mereka, tak lebih dari itu. Sekedar menjadi catatan agar dapat disahkan sebagai warga negara di republik ini, punya agama di KTP nya, agama Islam. Oleh sebab itulah dalam praktek keseharian perilaku dan tabiat mereka tidak mencerminkan jati diri sebagai seorang muslim. Maaf, ambil contoh di lokalisasi, tempat wanita PSK menjajakan diri, ternyata banyak juga yang terdata sebagai muslim. Dan ironisnya, disebuah harian surat kabar pernah diberitakan, Bulan Ramadhan Lokalisasi Malam Tutup, PSK Shalat Tarawih !!  Yach seperti itulah kira - kira yang dimaksud STMJ ......
Bukankah seharusnya dengan shalat mereka tidak lagi berbuat maksiat ?

" ..... dan diirikanlah Shalat, sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar ... " ( QS Al Ankabut : 45 ).

Post a Comment

Previous Post Next Post