Allah SWT sebagai Penguasa alam semesta memberikan kesempatan yang sama kepada makhluknya untuk berlomba – lomba dalam beribadah kepada Allah, menjadi hamba yang mulia di dunia dan di akhirat kelak. Pengakuan terhadap kekuasaan Allah ( seperti termaktub dalam surat Al Fatihah ayat 5 : Iyyakakana’budu waiyyakanasta’iin – “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” ) menjadi pendorong / motivasi tiap – tiap hamba untuk selalu menyandarkan segala permasalahan yang ada pada dirinya hanya kepada Allah SWT.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (١٨٦)
“ dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “ QS Al Baqarah : 186
- Melaksanakan perintah Nya, rasa kepatuhan dan ketundukan terhadap hukum – hukum yang digariskan Allah SWT. Melaksanakan ibadah sesuai ketentuan yang telah disyariatkan berdasarkan Al Quran dan Al Hadist ( ex. Tertib Sholat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan )
- Beriman, sebagai bentuk pengakuan Allah sebagai Rabb. Menyadari sepenuhnya bahwa Allah lah yang membalas atas perbuatan yang kita kerjakan berupa pahala.