SBY: UU yang Belum Menyediakan Ruang Bagi Kesetaraan Gender Harus Disesuaikan



Jakarta: Ada dua cara mengukur kemajuan kesetaraan gender. Pertama, membandingkan kesetaraan gender sekarang ini dengan masa-masa sebelumnya. Kedua, membandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan halini dalam sambutan puncak Peringatan Ke-81 Hari Ibu di Sasono Langeng Budoyo, TMII, Jakarta, Selasa (22/12) pagi.

"Tentu akan berbeda kalau kita membandingkan dengan negara-negara maju yang sudah ratusan tahun merdeka," kata Presiden SBY. "Kalau kita dekati dari dua penglihatan itu, maka terima kasih kepada pendahulu yang berjuang tanpa mengenal lelah. Sesungguhnya saya boleh mengatakan makin setara antara apa yang negara sediakan atau berikan kepada kaum perempuan maupun laki-laki dalam pembangunan."

Ke depan, kesetaraan gender dan pengarusutamaan kaum perempuan diharapkan makin kokoh dan meningkat. Ada tiga hal harus dilakukan untuk memastikan hal tersebut. Pertama, memastikan instrumen perundang-undangan mengandung kesetaraan gender. "Konstitusi, undang-undang, dan peraturan daerah memang mengarusutamakan kaum perempuan dan tetap antidiskriminasi, serta memiliki kesetaraan gender. Saya meyakini bahwa UUD kita telah memberikan keadilan bagi semua untuk berkontribus bagi pembangunan. Undang-undang yang kira-kira belum kuat dalam gender equity terus kita sesuaikan," Presiden menjelaskan.

Kedua, dari segi kebijakan. "Jangan sampai pemerintah dan pemerintah daerah, dalam mengembangkan policy, tidak sesuai dengan tekad besar kita untuk kesetaraan dan pengarusutamaan kaum perempuan," SBY menambahkan.

Ketiga, dari segi pandangan, sikap dan perlakuan masyarakat berkaitan dengan nilai, adat dan kultur. "Ini menjadi tugas besar bangsa, tugas besar kita semua. Di luar jangkauan pemerintah untuk mengubah secara cepat apa yang berkembang di masyarakat luas kalau itu berkaitan dengan values, behavior dan cara pandang masyarakat terhadap kaum perempuan. Melalui pendidikan, sosialisasi, kiprah dari kaum perempuan, masyarakat kita akan memiliki komitmen, sikap dan pandangan terhadap peran perempuan di berbagai peran pembangunan," SBY menegaskan.

Hadir mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Meneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Agum Gumelar, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan Mensesneg Sudi Silalahi. (mit)

http://www.presidensby.info/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama