Bicara Pulau Kalimantan, pasti yang terbayang suku Dayak yang mendiami pedalaman, hutan belantara, dan sungai-sungai panjang. Bayangan itu jelas tak keliru. Namun sebenarnya masih banyak pesona Kalimantan yang belum diketahui khalayak dan menanti terkuak. Ada obyek wisata petualangan, sejarah, budaya, dan akulturasi dengan suku lain yang menetap sejak ratusan tahun.
PROVINSI KALTENG dengan luas wilayah 153.564 Km2 atau setara kurang lebih 1,5 kali Pulau Jawa yang dihuni oleh suku Dayak, Ngayu, Mayan, Dusun, Lawangan, dan Bakupai. Kalteng memiliki sejumlah obyek wisata baik budaya, alam maupun budaya yang patut untuk dikunjungi.
Di ibukotanya, Palangkaraya kita bisa ke Museum Belanga yang terletak di Jalan Cilik Riwut KM 25 yang mengoleksi benda-benda suku Dayak Ngaju, dan sebagainya. Obyek alam terdekat dengan Palangkaraya adalah Batu Banama sekitar 50 menit dari pusat kota. Di sana kita bisa melihat panorama alam indah dan Ritus Kaharingan. Mau santai di danau, kita bisa ke Danau Tahai di Dusun Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu sekitar 29 Km dari pusat Kota Palangkaraya. Di kota ini juga terdapat Taman Wisata Arboretum Nyaru Mentang yaitu hutan kota yang ditumbuhi pohon-pohon khas Kalimantan.
Jangan lupa ke obyek wisata alam Kalteng yang terkenal, Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Pangkalanbun. Di lokasi ekowisata ini tersedia sarana tracking, rehabilitasi orangutan, flora dan fauna, hutan hujan tropis, serta bermalam bersuasana rimba. Sebelum ke Puting kita singgah di Kumai yatu kota pelabuhan kecil 25 Km Tenggara Pangkalanbun. Di kota ini kita bisa menikmati beragam perahu Bugis dan Madura Sebelum ke Tanjung Puting. Kalau kita suka berpetualang bisa ke Muara Teweh yang merupakan titik awal sebelum menyusuri hutan dan pegunungan Kalteng.
KALBAR dengan luas 146.807 km2 berada di bagian barat Pulau Kalimantan. Lokasinya mudah diakses dari berbagai daerah Indonesia. Apalagi ditunjang oleh berbagai sarana transportasi laut dan udara. Secara spesifik Kalbar berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia Timur (Serawak) sehingga menjadi pintu masuk darat bagi wisatawan mancanegara. Suku yang menghuninya antara lain suku Dayak, Ngajum Apa Kayam, Melayu, Purut, dan Danum. Provinsi beribukota Pontianak ini memiliki potensi obyek wisata yang sangat menarik, unik, bahkan spesifik seperti fenomena alam kulminasi matahari di garis khatulistiwa, keragaman adat dan budaya etnis Dayak, Melayu, China dan lainnya serta panorama alam yang cukup indah.
Di Kota ini kita bisa mengunjungi Tugu Khatulistiwa sebagai salah satu trademark Kota Pontianak selain sungai dan jembatan Kapuasnya. Tugu ini berada tak jauh dari bantaran Sungai Kapuas, tepatnya di Kelurahan Batu Lawang, Kecamatan Pontianak Utara. Jaraknya sekitar 5 km dari pusat kota. Selain itu ke Kampung Dalam Bugis (kini Tanjung Pura), Kecamatan Pontianak Timur, sekitar 100 meter dari Sungai Kapuas Kecil. Di sana terdapat bangunan tua bernilai sejarah yakni Keraton Kadriah. Sekitar 200 meter dari keraton terdapat Masjid Keraton yang kemudian disebut Masjid Jami Pontianak. Masjid ini berdiri dipinggir sungai Kapuas Kecil.
Jangan lupa menyusuri Sungai Kapuas. Kita bisa menggunakan biro perjalanan yang menjual paket menyusuri sungai ini atau menyewa perahu bermotor. Sungai Kapuas dengan dua anak sungainya yakni Sungai Kapuas Kecil dan Landak merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang 1.143 Km dan lebarnya 400-700 Meter. Aliran yang dapat dilayari sepanjang 800 Km atau hingga ke Kabupaten Kapuas Hulu. Sungai Kapuas dengan dua anak sungainya memhelah Kota Pontianak menjadi 3 bagian, yakni Pontianak Barat dan Selatan, Pontianak Timur, dan Pontianak Utara. Kebaradaan Sungai ini sangat penting bagi Kalbar sebagai pusat jalur perdagangan, transportasi, dan pariwisata.
KALTIM dengan luas 245.237,78 Km2 dihuni antara lain oleh suku Dayak Bulungan, Tidung, Kenyah, Burusau, Abal, dan Dayak Kayan. Provinsi ini memiliki beragam obyek wisata menarik.
Lepas dari bandara internasional Sepinggan, kita bisa langsung mengunjungi Obyek wisata sebelum tiba di pusat kota Balikpapan. Pertama menyusuri kawasan hijau wisata hutan Bukit Soeharto di Loh Janan yang menyejukan mata dan jalannya berkelok-kelok. Lalu ke hutan Bukit Bangkirai yang dipenuhi pohon Bangkirai. Di kawasan wisata alam hutan ini, kita bisa meniti jembatan kanopi setinggi 30 meter sambil mengamati keindahan alam hutan bakau (mangrove) Mentawir yang terletak di sebelah barat Bukit Bangkirai.
Selain sebagai kota pariwisata, Balikpapan juga merupakan kota industri, perdagangan, dan jasa. Kawasan interlandnya merupakan penghasil bahan industri seperti karet, kelapa sawit, buah-buahan, ikan, udang, dan batubara. Kegiatan industrinya terkonsentrasi di Kariangau, Balikpapan Barat yang berorientasi pasar dalam negeri dan ekspor. Sebagai salah satu kota terbersih di tanah air ini, Balikpapan menjadi salah satu pintu gerbang untuk memasuki wilayah Kaltim.
Pintu gerbang utama ke wilayah Kaltim yang lain adalah Kota Samarinda, terutama lewat Pelabuhan Samarinda. Ibukota Kaltim ini mengoleksi sejumlah obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain Air Terjun Tanah Merah, Kebun Raya Samarinda, Cagar Budaya Suku Dayak di Pampang, dan Masjid Shirathal Mustagim yakni masjid tertua di kota ini yang terletak di Kelurahan Masjid Samarinda Seberang. Selanjutnya berwisata menyusuri Sungai Mahakam.
Daerah Kaltim lain yang kerap dikunjungi wisatawan adalah Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga dilalui Sungai Mahakam. Jarak kota yang tengah berbenah ini dari Samarinda lebih kurang 50 km atau 120 km dari Balikpapan. Obyek wisata di Tenggarong antara lain Museum Mulawarman yang menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Kutai sebagai Kerajaan Hindu tertua di Indonesia, dll.
PROVINSI Kalsel seluas 37.377,35 Km2 ini dihuni antara lain oleh Suku Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Provinsi beribukota Banjarmasin ini memiliki sejumlah obyek wisata menarik. Lepas dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin kita bisa menyusuri Sungai Barito. Penyusuran dapat dimulai dari Masjid Raya menuju Pasar Kuin, menyaksikan sekaligus berbelanja di Pasar Terapung.
Mau berwisata alam, kita bisa ke Taman Hutan Raya Sultan Adam di Desa Mandiangin, Kecamatan Karang Intan. Pilihan lain ke Danau Riam Kanan di Desa Aranio, 65 Km dari Banjarmasin, Pulau Kaget di Muara Sungai Barito, Pulau Kembang yang berada di tengah Sungai Barito berdekatan dengan Pasar Terapung, Pantai Takisung di Kecamatan Takisung sebelah Barat Kabupaten Tanah Laut, Pantai Batakan di Selatan Kabupaten Tanah Laut, dan Gua Mandala di Desa Mandala sekitar 14 Km dari Kandangan.
Obyek wisata sejarahnya antara lain Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru, 35 Km dari Banjarmasin dan Masjid Bergantung Su'ada di Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, Kabupaten HSS Kandangan atau 140 Km dari Banjarmasin. //** nuansaonline.com
|