
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ { أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah ada segolongan manusia yang bukan Nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, yang membuat para nabi dan para syuhada' iri hati karena tempat mereka (yang istimewa) di sisi Allah Yang Maha Tinggi. Para sahabat bertanya : " Ceritakanlah kepada kami, siapakah mereka itu ? Nabi menjawab : " Mereka adalah kaum / segolongan manusia yang saling mencintai karena agama Allah semata, bukan karena hubungan kekerabatan diantara mereka, dan bukan pula karena saling memberi harta diantara mereka. Maka demi Allah, sesungguhnya wajah-wajah mereka bercahaya, dan merekapun di atas cahaya. Mereka tidak merasakan kekhawatiran pada saat manusia lainnya merasa takut dan mereka pun tidak merasakan susah ketika manusia lainnya merasa susah (karena menghadapi siksa Allah). Kemudian Nabi membaca ayat ini : " Ingatlah, sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tiada kekhawatiran atas mereka, dan tiada pula mereka merasa susah".
Dan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari lebih spesifik menjelaskan tentang kepedulian dan kebersamaan tersebut ,
Secara kongkrit, contoh kerukunan dan kekompakan di antara orang-orang iman ini bisa kita lihat pada kehidupan para sahabat nabi. Bagaimana mereka yang terdiri dari golongan Anshor dan Muhajirin itu bisa hidup rukun, kompak, saling mengasihi dan tolong menolong. Lalu sebuah pertanyaan yang patut kita lontarkan dalam diri kita, " Apakah kita telah bisa mewujudkannya ? ".