Kasus Bunuh Diri Meningkat, Pertanda Lemah Iman ?

kasus bunuh diri

 

Kasus bunuh diri sedang marak terdengar di berbagai daerah.  Motifnya beraneka macam, mulai dari imbas pertengkaran di rumah tangga, cek cok antar tetangga, selisih paham jual beli, ditolak pacar, dan akibat permasalahan lain.

Di kutip dari wikipedia, bunuh diri (bahasa Inggris: suicide, berasal dari kata Latin suicidium, dari sui caedere, yang berarti "membunuh diri sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri disebut suicidal. 

Bunuh diri sering kali dilakukan akibat putus asa, yang penyebabnya sering kali dikaitkan dengan gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, ketergantungan alkohol/alkoholisme, atau penyalahgunaan obat. 

Faktor-faktor penyebab stres antara lain kesulitan keuangan atau masalah dalam hubungan interpersonal sering kali ikut berperan. Upaya untuk mencegah bunuh diri antara lain adalah dengan pembatasan akses terhadap senjata api, merawat penyakit jiwa dan penyalahgunaan obat, serta meningkatkan kondisi ekonomi.

Baca juga : LDII Mengutuk Bom Bunuh Diri, Aksi Teror Merupakan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan (ldiisampit.or.id)

Apapun alasan dan motifnya, bunuh diri tetap saja merupakan tindakan tidak terpuji, dikecam oleh masyarakat dan agama.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا , وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa’: 29-30)


Pembalasan bagi orang yang bunuh diri adalah neraka, "maka Kami (Allah) kelak akan memasukkannya ke dalam neraka."

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَىْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Bunuh diri acapkali dikaitkan dengan iman yang lemah dan rendahnya kepasrahan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Terlebih sebagai bangsa Indonesia, pemahaman sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, semestinya lebih dapat dihayati, terutama bagi generasi penerus.

Beberapa kiat atau usaha menjaga keimanan, diantaranya :

1. Bersyukur terhadap nikmat Allah berupa hidayah, iman, islam. Hingga dengan kesemuanya dapat menjadi hamba yang taqwa, tawwakal, tawaddu', dan tadharru'. 

2. Mengagungkan tanda - tanda kebesaran Allah. Penciptaan diri manusia, alam raya meliputi langit dan bumi, beserta seluruh makhluk di dalamnya, adalah anugerah dari Allah, wajib untuk diagungkan, dipelihara, dan dijaga dengan baik. 

3. Mempersungguh ibadah kepada Allah, baik yang wajib maupun sunah. Memperbaiki tata cara beribadah agar selalu bisa khusyu' dan tuma'ninah. Beramal sesuai dengan tuntunan sunah  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

4. Berdo'a. Senantiasa bermohon kepada Allah agar ditetapkan diri dalam iman, islam, dan taqwa.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperbanyak mengucapkan: Allahumma tsabbit qolbi 'ala dinika, "Ya Allah, teguhkan hatiku diatas agama-Mu"

maka seorang sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, mengapa anda mengkhawatirkan kami, sedang kami telah beriman kepadamu dan membenarkanmu terhadap apa yang Anda bawa." 

Beliau bersabda: "Sesungguhnya hati-hati itu berada diantara dua jari dari jari-jari Ar Rahman 'azza wajalla, Dia membolak-balikkannya." Dan Al A'masy mengisyaratkan dengan dua jarinya. HR Ibnu Majah.




إرسال تعليق

أحدث أقدم