4 Roda Berputar, Keajaiban Kehendak Allah: Mengapa Manusia Berbeda-Beda


4 Roda Berputar

Allah menciptakan manusia dengan cara yang sangat indah dan dengan keragaman yang luar biasa. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan dari berbagai suku dan bangsa. Dan Dia ingin kita belajar dari keanekaragaman ini, dari bentuk dan warna yang berbeda, agar kita bisa saling mengenal (Qur’an: Surah Al-Hujurat: 13). Keragaman ini adalah rahmat Allah bagi kita, karena melalui keragaman ini Dia membantu kita untuk belajar menjadi berpikiran terbuka, toleran, dan menghilangkan prasangka dan kecenderungan kita.

Namun, Allah juga menjadikan manusia itu keadaannya tidak sama, ada yang pandai/mengerti ada yang belum mengerti, ada yang kaya ada yang miskin, ada yang kuat ada yang lemah, ada yang berpangkat ada yang tidak berpangkat, ada yang ingat ada yang lupa, ada yang benar ada yang salah. Keadaan ini menunjukkan hikmah dan kebijaksanaan Allah yang tak terbatas, yang menguji manusia dengan berbagai cara dan memberikan pelajaran yang berharga bagi mereka.

Keadaan Manusia Bisa Berubah-Ubah

Salah satu pelajaran yang bisa kita ambil dari keragaman keadaan manusia adalah bahwa keadaan itu bisa berubah-ubah sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada yang abadi di dunia ini, kecuali Allah semata. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Setiap yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Qur’an: Surah Ar-Rahman: 26-27)

Oleh karena itu, kita tidak boleh sombong atau merasa rendah diri karena keadaan kita, karena itu semua adalah karunia Allah yang bisa Dia berikan atau cabut kapan saja. Kita juga tidak boleh iri atau dengki terhadap orang lain yang memiliki keadaan yang lebih baik dari kita, karena itu semua adalah ujian Allah yang bisa Dia balikkan atau gantikan kapan saja. Kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki dan bersabar atas apa yang kita alami, karena itu semua adalah bagian dari takdir Allah yang penuh hikmah.

Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana keadaan manusia bisa berubah-ubah sesuai dengan kehendak Allah:


Yang Mengerti Suatu Saat Lupa

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan ilmu, yang bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk. Namun, akal dan ilmu itu juga bisa hilang atau berkurang karena berbagai sebab, seperti penyakit, usia, atau dosa. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Qur’an: Surah Al-Isra: 36)

Upaya kita adalah harus selalu berusaha untuk meningkatkan akal dan ilmu kita, dengan belajar, membaca, dan mengamalkan apa yang kita ketahui. Kita juga harus selalu memohon perlindungan Allah dari kesesatan dan kebodohan, dengan berdoa, berdzikir, dan bertaubat. Kita harus menyadari bahwa akal dan ilmu itu adalah anugerah Allah yang bisa Dia ambil kembali kapan saja, jika kita tidak menggunakannya dengan baik.


Yang Kaya Suatu Saat Jadi Miskin dan Sebaliknya

Manusia adalah makhluk yang memiliki harta dan kekayaan, yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Namun, harta dan kekayaan itu juga bisa hilang atau berkurang karena berbagai sebab, seperti bencana, pencurian, atau kerugian. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qur’an: Surah Al-Baqarah: 155)

Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk mengelola harta dan kekayaan kita dengan bijak, dengan menafkahkan sebagiannya di jalan Allah, membantu orang-orang yang membutuhkan, dan tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi. Kita juga harus selalu memohon perlindungan Allah dari kemiskinan dan kefakiran, dengan bersyukur, bersedekah, dan berzuhud. Kita harus menyadari bahwa harta dan kekayaan itu adalah ujian Allah yang bisa Dia berikan atau cabut kapan saja, jika kita tidak bersyukur atau bersabar.


Yang Kuat Suatu Saat Bisa Jadi Lemah

Manusia adalah makhluk yang memiliki tubuh dan kekuatan, yang bisa melakukan berbagai aktivitas dan pekerjaan. Namun, tubuh dan kekuatan itu juga bisa hilang atau berkurang karena berbagai sebab, seperti sakit, luka, atau tua. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Allah menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia jadikan (keadaan) sesudah lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia jadikan (keadaan) sesudah kuat itu menjadi lemah dan tua. Dia Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qur’an: Surah Ar-Rum: 54)

Petunjuk yang terbaik adalah untuk menjaga tubuh dan kekuatan kita, dengan berolahraga, makan sehat, dan istirahat cukup. Kita juga harus selalu memohon perlindungan Allah dari penyakit dan kelemahan, dengan berobat, berwudhu, dan berpuasa. Kita harus menyadari bahwa tubuh dan kekuatan itu adalah nikmat Allah yang bisa Dia berikan atau cabut kapan saja, jika kita tidak menggunakannya untuk ketaatan atau kesabaran.


Yang Berpangkat Suatu Saat Bisa Jadi Orang Biasa dan Sebaliknya

Manusia adalah makhluk yang memiliki kedudukan dan pangkat, yang bisa memberi mereka pengaruh dan kehormatan. Namun, kedudukan dan pangkat itu juga bisa hilang atau berkurang karena berbagai sebab, seperti pergantian, persaingan, atau kesalahan. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Katakanlah: ‘Hai Allah, Pemilik Kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.’” (Qur’an: Surah Ali Imran: 26)

Apa yang sebaiknya dilakukan? Kita harus selalu berusaha untuk menjalankan kedudukan dan pangkat kita dengan amanah, dengan adil, bijak, dan bertanggung jawab. Kita juga harus selalu memohon perlindungan Allah dari kesombongan dan kezaliman, dengan rendah hati, taat, dan bermusyawarah. Kita harus menyadari bahwa kedudukan dan pangkat itu adalah amanah Allah yang bisa Dia berikan atau cabut kapan saja, jika kita tidak menjalankannya dengan baik atau buruk.


Yang Ingat Suatu Saat Bisa Lupa dan Sebaliknya

Manusia adalah makhluk yang memiliki ingatan dan kesadaran, yang bisa menyimpan dan mengingat berbagai informasi dan pengalaman. Namun, ingatan dan kesadaran itu juga bisa hilang atau berkurang karena berbagai sebab, seperti trauma, stres, atau lalai. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Dan janganlah kamu lupa bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qur’an: Surah Al-Qasas: 77)

Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak terlena dengan kenikmatan dunia yang sementara, tetapi juga tidak mengabaikan hak-hak kita dan orang lain. Ayat ini juga mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada sesama, karena Allah telah berbuat baik kepada kita. Ayat ini juga mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, dan tidak merusak lingkungan yang Allah ciptakan. 

 

Yang Benar Suatu Saat Bisa Salah dan Sebaliknya

Manusia adalah makhluk yang memiliki hati dan nurani, yang bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil, yang halal dan yang haram. Namun, hati dan nurani itu juga bisa berubah atau terpengaruh karena berbagai sebab, seperti godaan, nafsu, atau tipu daya. Allah berfirman dalam Qur’an:

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qur’an: Surah Qaf: 16)

Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menjaga hati dan nurani kita, dengan membersihkan, menyucikan, dan melunakkan hati kita. Kita juga harus selalu memohon perlindungan Allah dari kesesatan dan kekerasan hati, dengan beriman, bertakwa, dan beristighfar. Kita harus menyadari bahwa hati dan nurani itu adalah cahaya Allah yang bisa Dia berikan atau cabut kapan saja, jika kita tidak mengikuti atau menentangnya.


Dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan keragaman yang luar biasa, baik dalam bentuk, warna, maupun keadaan. Keragaman ini adalah rahmat dan hikmah Allah bagi kita, yang mengajarkan kita untuk saling mengenal, menghargai, dan membantu. Keragaman ini juga adalah ujian dan amanah Allah bagi kita, yang mengingatkan kita untuk selalu bersyukur, bersabar, dan berdoa. Keragaman ini juga adalah keajaiban dan kekuasaan Allah bagi kita, yang menunjukkan bahwa Allah bisa mengubah keadaan manusia kapan saja, sesuai dengan kehendak-Nya.





إرسال تعليق

أحدث أقدم