Pj. Ketum LDII, Muswil LDII Untuk Mengevaluasi Kinerja Organisasi




Bengkulu (12/10). DPW LDII Bengkulu menggelar musyawarah wilayah atau Muswil VI untuk memilih ketua, untuk masa jabatan 2020-2025. Acara tersebut dibuka oleh Plt Gubernur Bengkulu, Dedy Ermansyah. Dalam muswil yang bertema “Kontribusi Berkelanjutan LDII untuk Provinsi Bengkulu dalam Kerangka NKRI bangkit dan Maju”, Dedy Ermansyah mengingatkan amar maruf yang bersifat universal. 

“Amar maruf harus dilakukan dengan etika yang santun dan menyejukkan umat. Saya berterima kasih kepada LDII  yang telah membantu Pemprov Bengkulu memberantas buta Al Quran dan Al Hadits,” ujarnya. Ia juga berharap, LDII terus berdakwah dengan beradaptasi dengan teknologi dan kemajuan peradaban.

Dedy berharap, Muswil VI LDII Bengkulu nantinya dapat merumuskan program strategis dan memilih pemimpin yang dapat membawa LDII Bengkulu terus maju dan eksis, “Mudah-mudahan musyawarah wilayah ini dapat menghasilkan rumusan yang bermanfaat dan bermaslahat bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara,” imbuhnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Plt Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso mengatakan muswil merupakan proses yang lumrah, yang dilakukan setiap ormas dalam lima tahun sejali, “Muswil untuk mengevaluasi kinerja organisasi pada semua aspek dan jadi upaya untuk merespon perubahan kondisi lingkungan strategis yang terjadi,” ujar Chriswanto Santoso.

Ia mengingatkan, Muswil VI LDII Bengkulu dihadapkan pada masalah nasional bahkan dunia, yakni pandemi Covid-19, “Pandemi Covid-19 juga menimbulkan persoalan yang parah, selain kesehatan. Pertumbuhan ekonomi berpotensi hingga minus lima. Bila dibiarkan dapat menciptakan krisis multi-dimensi seperti pengangguran, kemiskinan, gangguan ketertiban dan keamanan, kekurangan pangan, bahkan kelaparan,” ujar Chriswanto Santoso.

Menurut Chriswanto, para pengurus LDII meningkatkan kontribusinya selama masa wabah. Bukan hanya dalam bidang dakwah saja, namun juga kebangsaan, ekonomi, pendidikan, teknologi digital, kesehatan, energi, dan pangan. Chriswanto menyebutnya sebagai delapan bidang program kerja LDII. 

“Di bidang dakwah, pengurus LDII terus mengupayakan agar dakwah Islam merupakan hak setiap umat Islam. Dengan demikian, LDII perlu memberi perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat marjinal yang selama ini kurang diperhatikan, seperti masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan, penderita tuna rungu dan disabilitas lainnya, penderita kusta, dan narapidana,” ujarnya.

Kedua, Pada bidang kebangsaan, LDII akan terus mengupayakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan aset pemersatu bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia perlu terus dibina dan dikembangkan. 

Ketiga, Pada bidang pendidikan, LDII akan terus membantu pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter “Profesional Religius”, yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. 

“Insya Allah dalam waktu dekat LDII akan segera meluncurkan platform pendidikan yang diberi nama Pondok Karakter,” ujar Chriswanto. 

Keempat, pada bidang kesehatan, LDII akan terus mendorong program program pemerintah dalam penggunaan obat herbal, berdampingan dengan penggunaan obat konvensional, sehingga obat herbal bukan sebagai komplementary atau pelengkap, melainkan menjadi obat yang memiliki khasiat tersendiri. 

Kelima, pada bidang energi baru dan terbarukan, LDII akan terus mendorong agar energi baru dan terbarukan ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan, mengingat potensinya yang sungguh sangat massif di Indonesia, dan hingga saat ini, masih kurang dioptimalkan.

 Keenam, pada bidang perekonomian, LDII akan terus mendorong bahwa perekonomian seyogyanya disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan melalui pengembangan ekonomi syariah, yang lebih menekankan kerjasama, bukan melulu persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar.

Ketujuh, pada bidang penggunaan teknologi digital yang di Indonesia sangat massif dewasa ini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka LDII akan terus mengupayakan agar penggunaan teknologi digital hendaknya lebih diarahkan pada hal-hal yang sifatnya produktif dan positif, bukan hanya pada yang konsumtif. Dengan demikian, sisi negatif dari teknologi digital ini dapat dieliminir.

 Kedelapan, pada bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif seperti lahan gambut supaya diinovasi agar dapat menjadi lahan yang produktif, yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.        

“Kalau pada era normal sebelum pandemi Covid-19 di Indonesia, jajaran pimpinan LDII telah mampu membuat LDII berkontribusi dalam pembangunan delapan klaster atau bidang tersebut, maka di Era Pandemi Covid-19 ini, strategi dalam berkontribusi perlu kami tingkatkan,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Panitia Muswil VI LDII Bengkulu, Agus Susatya mengatakan, muswil dilaksanakan dengan menggunakan sistem daring dan luar jaringan (tatap muka langsung). Hal tersebut untuk memungkinkan peserta menjaga jarak, “Terdapat total 250 peserta yang mewakili DPD Kabupaten/Kota. Mereka berada di tujuh studio mini,” ujar Agus. Sementara 50 peserta hadir langsung di Gedung Daerah Balai Raya Semarak, Bengkulu.

1 تعليقات

أحدث أقدم